Padangpanjang, Faceminang.com - Bencana bertubi-tubi melanda sejumlah daerah di Sumbar. Hujan deras yang melanda hampir seluruh daerah di Sumbar sejak tiga hari terakhir, menyebabkan longsor di beberapa kawasan. Di Agam, seorang pekerja penambang pasir dilaporkan tewas tertimbun.
Sedangkan jalur Padangpanjang-Sicincin, putus tertimbun longsor di Silaiangkariang. Ratusan kendaraan dari kedua arah terjebak macet hingga sepanjang 3 kilometer.
Longsor persis terjadi di KM 4 Padangpanjang-Sicincin, sekitar pukul 15.00 WIB kemarin sore. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang 2 km dari arah Padangpanjang. Arus kendaraan dari kedua arah ditutup total selama eskavator menyingkirkan meterial longsor dari badan jalan sekitar pukul 16.30 hingga pukul 17.45.
”Evakuasi material hingga 90 persen harus terhenti, karena alat berat kehabisan bahan bakar. Bahkan, alat yang stand by di pos Silaiang itu sempat mogok saat menanjak Silaiangkariang,” ungkap Kasat Lantas Polresta PAdangpanjang, Iptu Ari Paloh kepada Padang Ekspres di lokasi longsor.
Operator eskavator Nasrul, 45, mengatakan eskavator kehabisan bahan bakar saat menanjak Silaiangkariang.
Sistem buka tutup pun kembali diberlakukan polisi lalu lintas (polantas). Hingga berita ini diturunkan pukul 23.00 tadi malam, jalan Padang-Bukittinggi itu belum pulih. Sebanyak 43 personel dikerahkan mengatasi kemacetan itu. ”Kemacetan diperparah ulah pengemudi yang tidak sabar. Saling serobot hingga arus lalu lintas terkunci,” ungkapnya.
Kapolresta Padangpanjang AKBP Sofyan Hidayat mengingatkan para pengendara ekstra hati-hati melewati Lembah Anai - Padangpanjang. Ada empat titik rawan longsor di kawasan tersebut, yakni air terjun Lembah Anai, Batubadukung, Silaiangkariang dan Cubadakbukuk.
”Saya imbau pengendara memastikan kendaraannya ready jika ingin melewati jalur ini,” tegas Kapolres. Jika belum terbiasa mengendara di tanjakan, sebaiknya jangan melewati jalur tersebut. Seperti dialami seorang ibu-ibu, karena tak terbiasa mengemudi di tanjakan, mobilnya mogok. Sehingga, saya harus mengemudikan mobilnya mulai dari pendakian Panyalaian hingga Kotobaru,” tutur Sofyan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Noor Aris Syamsu menyebutkan, pascagempa 30 September 2009 lalu, dari KM 62 sampai KM 68 selalu ”langganan” longsor, terutama saat hujan lebat. ”Perbukitan di kawasan itu sudah rengkah diguncang gempa 30 September 2009 lalu. Jika melihat ada batu-batu kecil jatuh, itu pertanda akan terjadi longsor. Maka, cepatlah menghindar,” kata Noor Aris Syamsu mengingatkan.
Kepala Satuan Kerja Jalan Nasional Herman Zaini mengatakan sudah menyiapkan alat berat seperti loader, eksavator dan dam truk tidak jauh dari lokasi. ”Alat berat berikut operatornya disiagakan 24 jam,” katanya.
Longsor Agam dan Solsel
Sementara longsor di Agam, menelan korban jiwa. Hapipi, 22, warga Duriantinggalan, Nagari Bawan, Kecamatan Ampeknagari, tewas tertimbun pasir di Padangmalalak, Jorong Alahansiriah, kemarin (22/12).
Timbunan pasir sekitar 50 kubik itu, longsor dari atas bukit sekitar pukul 11.45 dan ditemukan pukul 14.00. Dalam kejadian tersebut, dua truk yang sedang memuat pasir juga tertimbun. Mujur, sopir truk, Nadi, 30, selamat. Dia hanya mengalami luka ringan. ”Mengetahui Hapipi tertimbun, saya langsung minta pertolongan warga,” kata Nadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPBD) Agam Martias Wanto mengatakan sudah mengerahkan satu unit eskavator dan satu unit mobil pemadam kebakaran untuk mengevakuasi korban.
Di Solok Selatan, longsor susulan kembali terjadi di beberapa lokasi di Pintikayu atau Nagari Pakanrabaa Timur, Koto Parik Gadang Diateh (KPGD). Longsor rutin itu ditengarai akibat maraknya pembalakan liar. Selama dua bulan terakhir, telah tujuh kali terjadi longsor.
Terakhir, longsor sepanjang 150 meter pada tiga hari lalu, hanya beberapa meter dari kantor Wali Nagari Pakanrabaa Timur. Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun, aktivitas di beberapa sekolah terganggu karena akses jalan terputus.
BPBD Solsel telah mengerahkan satu alat berat ke lokasi bencana untuk menyingkirkan material longsor dari badan jalan. ”Sudah dua hari alat berat kita sewa untuk membersihkan longsor susulan di Pintikayu. Alat beratnya memang sengaja standby di sana,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Solsel, Mukhnizen.
Dari penyisirannya di sepanjang bukit di Pintikayu, di sejumlah titik terjadi penggundulan hutan. Potongan-potongan kayu berserakan. Bukit-bukit yang mulai gundul itu, siap menebarkan ancaman longsor dan banjir.
”Di atas bukit itu tanah seperti mau goyang karena tidak ada penyangganya. Warga setempat mengakui dampak maraknya penebangan liar di perbukitan itu sejak sepuluh tahun lalu,” katanya.
sumber : (wr/ztl/mg7/sih) padang ekspres