Padang, Faceminang.com - Sekitar 150 penumpang Kapal Motor (KM) Simasin yang berangkat dari Pelabuhan Muaro, Padang menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai, panik.
Perjalananan mereka berhenti mendadak di sekitar perairan Pulau Pisang, sekitar 3 mil dari Padang atau 80 mil menuju Mentawai. Kapal yang ditengarai mengangkut penumpang melebihi kapasitas itu, terpaksa menghentikan pelayaran dan lebih memilih mematikan mesin dan membuang jangkar di tengah laut.
Seorang penumpang yang juga Kepala Bagian Humas Pemkab Mentawai, Nicholaus Sorot Ogok sempat menghubungi Padang Ekspres tentang kejadian itu. KM Simasin berangkat pukul 18.00, Kamis (22/12). Sekitar tiga jam berlayar, mendadak kapal berhenti. Pihak ABK dan kapten kapal juga tidak memberikan penjelasan terkait penghentian pelayaran tersebut.
”Informasi yang berkembang di dalam kapal, katanya berangkat besok pagi (hari ini, red). Dan, kapal membuang jangkarnya di sebelah Pulau Pisang.
Kami mengapung saja di sini sampai besok pagi,” jelas Nicholaus malam ini pukul 21.30 WIB. Menurut Nicholaus, ada yang tidak beres terhadap kondisi KM Simasin milik Pemkab Mentawai itu. Sebab, kondisi cuaca cerah dan gelombang laut juga stabil. Di samping itu, kapal KM Simasin juga hanya memiliki satu mesin dengan bodi kayu.
”Ya jelas panik. Bagus balik ke Padang karena lampu kota masih terlihat. Apa salahnya kapal putar lagi ke Muaro daripada mengapung di tangah laut,” kata Nicholaus.
Diakui Nicholaus, penumpang membeludak karena arus mudik Natal dan tahun baru. ”Mahasiswa dan warga Mentawai di Padang malam ini mudik merayakan Natal di kampung. Jadi, penumpang membeludak dan tidak ada ketegasan membatasi muatan. Seperti inilah nasib kami di tengah laut,” harap Nicholaus dan mendadak komunikasi dengan handphone pun terputus.
”Tolong selamatkan kami Wan (wartawan Padang Ekspres, red), di tengah laut ini. Kami tidak stabil dan tolong komunikasikan kepada orang di Padang. Posisi kapal kami berada tidak jauh dari Pulau Pisang,” harap Nicholaus melalui pesan pendek sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah dikontak kembali, ponselnya tidak aktif.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Teluk Bayur Amarizal menyebutkan, tadi malam cuaca buruk dan ombak laut di pantai barat Sumatera, dekat Pulau Mentawai diperkirakan setinggi 2 sampai 3 meter. ”Namun, kalau memang kapal itu lego jangkau di laut sekitar Pulau Pisang, maka ombak di sana tidak sampai setinggi 2 meter,” jelas Amarizal, tadi malam.
Kepala Wilayah Kerja Administrator Pelabuhan Muaro Padang, Zulmardi memperkirakan kapal itu berlindung di sekitar Pulau Pisang untuk menghindari cuaca ekstrem; badai dan ombak besar. ”Itu tidak sekali ini terjadi. Bahkan, sudah diinstruksikan harus seperti itu untuk menjaga keselamatan penumpang,” jelasnya.
Soal jumlah penumpang berlebih hingga mencapai 150 orang, Zulmardi mengatakan itu tidak mungkin. ”Sebab, normalnya kapal itu hanya memuat penumpang sekitar 110 orang,” katanya.
Penumpang KM Lawit Telantar
Di sisi lain, ratusan penumpang KM Lawit, kemarin (22/12) telantar lima jam lebih di Terminal Nan Tongga, Pelabuhan Teluk Bayur Padang. Ini menyusul PT Pelni tidak kunjung mendatangkan KM Lawit yang akan mengangkut mereka ke Gunung Sitoli, Kabupaten Nias. Harusnya sesuai tiket, penumpang berangkat pukul 11.00.
Namun, Pelni baru bisa memberangkatkan penumpang sekitar pukul 16.10 setelah KM Lawit yang datang dari Jakarta merapat ke Dermaga Terminal Nan Tongga sekitar pukul 15.15 WIB.
Pantauan Padang Ekspres di terminal Nan Tongga, Pelabuhan Teluk Bayur kemarin (22/12), selama menunggu jadwal keberangkatan, penumpang terlihat lelah. Bahkan, beberapa penumpang KM Lawit tertidur. ”Sebelumnya, juga sering penumpang yang ditelantarkan. Bahkan, ada juga penumpang ditelantarkan sampai malam hari,” kata Arohia, 57, salah seorang penumpang KM Lawit kepada Padang Ekspres, kemarin (22/12).
Zega, 35, penumpang lainnya mengaku sama. ”Sejak penumpang ditelantarkan pukul 11.00 WIB hingga sore, Pelni tidak memberitahukan alasannya. Begitu, layanan makan dan minum selama menunggu kapal. Joni Arta, 41, penumpang lainnnya, mengeluhkan adanya penumpang tidak memiliki tiket, tetapi menumpang dengan syarat tetap membayar tiket sesuai harga normal.
Kepala Cabang PT Pelni Teluk Bayur Sianturi menyebutkan, telantarnya penumpang karena aktivitas bongkar muat pupuk kapal Vokus di dermaga Terminal Nan Tongga. Seharusnya, dermaga itu dikosongkan sehari sebelum KM Lawit merapat ke pelabuhan Teluk Bayur, tapi PT Pelindo II membiarkan kapal tersebut bongkar muat. Padahal, kata Sianturi, dia telah memberikan surat ke PT Pelindo II, sejak satu bulan lalu.
Surat itu, merupakan surat permohonan bahwa akan ada kapal penumpang bersandar ke pelabuhan Teluk Bayur. ”Seharusnya mereka memprioritaskan kapal penumpang, tapi mereka tetap saja mengizinkan kapal lain bersandar di dermaga Terminal Nan Tongga ini,” ujarnya.
Soal penumpang tidak memiliki tiket, Sianturi menjelaskan, itu akibat tiket yang disediakan sebanyak 523, habis terjual. Mereka yang tidak mendapatkan tiket, itu masuk ke dalam tiket penumpang kapal. Atau tiket KP. Tiket KP ini, sama fungisnya dengan tiket yang dijual PT Pelni. ”Tiket KP, asuransi penumpang juga dijamin. Selain itu, harganya juga sama,” jelas Sianturi.
Humas PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur Hary Hartadi mengakui ada aktivitas kapal Vokus di dermaga Terminal Nan Tongga. Tapi, aktivitas itu bukan penyebab telantarnya ratusan penumpang KM Lawit, karena sehari sebelumnya pihak Pelni mengatakan bahwa hari ini KM Lawit akan bersandar sekitar pukul 09.00 WIB.
Kemudian di hari itu juga, pihak Pelni kembali menghubungi Pelindo II dan mengatakan bahwa jadwal bersandarnya KM Lawit diubah pukul 11.00 WIB. Setelah itu, Pelni kembali lagi mengubungi Pelindo dan mengatakan, bahwa KM Lawit diundur jadwal sandarnya menjadi pukul 14.00 WIB.
”Kemudian, pagi tadi (kemarin, red) pihak Pelni kembali memberitahukan kami bahwa jadwal sandar KM Lawit diundur menjadi pukul 15.00,” kata Hary Hartadi didampingi Heriantoni, Supervesor Perencanaan Kapal PT Pelindo II cabang Teluk Bayur.
sumber : padang ekspres