Padang, Faceminang.com - Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Mantan Gubernur Sumbar 2000-2005, Zainal Bakar, 72, menghembuskan napas terakhir di RSUP M Djamil, Selasa (31/7) sekitar pukul 07.15 WIB. Pamong senior ini tak mampu melewati masa kritisnya sejak tiga hari belakangan, di ruang Intensive Care Unit (ICU).
”Bapak sakit sudah 5 tahun, dan atas izin Allah tadi pagi (kemarin, red), bapak menghembuskan napas terakhir.
Kami sekeluarga melepas Bapak dengan segala keikhlasan, dan mudah-mudahan Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Is Prima Nanda, anak sulung almarhum dengan tangis terisak.
Is Prima Nanda berharap seluruh masyarakat Sumbar memaafkan kesalahan orangtuanya. “Jika selama hidupnya bapak memiliki kesalahan, kami mohon maafkanlah kesalahan Bapak,” ucapnya.
Zainal dirawat di RSUP M Djamil selama 11 hari, sejak Jumat (20/7), karena penyakit stroke yang telah diidapnya sejak tahun 2006 lalu. Mantan pendiri Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Sumbar ini meninggalkan seorang istri dan tujuh orang anak.
Suasana duka menyelimuti rumah duka di Jalan Kali Sedayu Padangbaru Timur Padang. Isak tangis keluarga dan kerabat, tumpah saat jenazah pamong yang merintis karir dari penata muda III/a/F/II itu, akan diberangkatkan untuk disemayamkan di kantor Gubernur Sumbar.
Bangunan rumah berlantai II tersebut terasa begitu sesak, karena banyaknya orang ingin melepas keberangkatan jenazah. Nyaris seluruh anak, cucu dan saudara Zainal Bakar menangis terisak. Rasa kehilangan juga dirasakan karib kerabat serta mantan anak buahnya saat menjabat gubernur Sumbar.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Muslim Kasim, Ketua DPRD Sumbar Yultekhnil beserta sejumlah kepala daerah, tokoh Sumbar dan pelayat lainnya turut mengantarkan jenazah untuk dilepas di kantor gubernur. Sebelumnya, jenazah dishalatkan di Masjid Muhsinin, Padangbaru.
Upacara pelepasan jenazah di kantor Gubernur, dipimpin Irwan Prayitno. Setelah itu, pelayat beramai-ramai konvoi mengantarkan jenazah untuk dimakamkan di pandam pekuburan keluarga, di Sei Sirah Pilubang, Kecamatan Sei Limau, Kabupaten Padangpariaman.
Irwan Prayitno mengungkapkan, Sumbar bersedih kehilangan salah seorang pamong senior. “Jarang PNS yang seperti Pak Zainal. Beliau meniti karir, mulai staf golongan III A hingga menjadi gubernur. Karena meniti karir dari bawah, beliau tahu segala macam persoalan pemerintahan. Tidak hanya sebagai atasan, beliau juga dikenal menjadi guru dan bapak yang baik,” tutur Irwan.
Zainal Bakar sendiri tak sekali itu dirawat di RSUP M Djamil. Sebelumnya, mantan Wagub Sumbar pasangan Muchlis Ibrahim ini juga pernah dirawat di rumah sakit yang sama. Mantan Bupati Padangpariaman tahun 1990 ini pun sebelumnya juga pernah dirawat di RS Singapura. Jumat (20/7/2012), kesehatan mantan Sekwilda Sumbar tahun 1993 ini menurun hingga harus dilarikan ke RSUP M Djamil.
Sejak kabar duka didapat pukul 07.15 WIB, setelah itu pelayat silih berganti menjenguk rumah duka. Mulai dari kalangan PNS hingga sejumlah mitra kerja dari Bank Nagari, PT SP, pihak universitas, ormas, parpol, BUMD dan pegawai. Tak ketinggalan juga dari sastrawan, budayawan dan wartawan. Dari kepala daerah, tampak Wawako Padang Mahyeldi Ansharullah, Bupati dan Wabup Padangpariaman Ali Mukhni dan Damsuar, Wako Pariaman Mukhlis Rahman, Bupati Tanahdatar Shadiq Pasadigoe.
Sejumlah pejabat di era Gubernur Zainal Bakar, seperti Yenifra (mantan Kepala Dispenda), Chairul Darwis (mantan Kepala BKD), Syofyan (mantan Kepala Biro Hukum) mengaku banyak pelajaran yang didapat dari figur Zainal Bakar. “Pak Zainal itu, orangnya tak neko-neko. Kalau bilang A, ya A. Dia itu orangnya serba tahu. Jika kita berbohong, pasti ketahuan. Tak ada masalah yang tak terselesaikan oleh Pak Zainal. Ia sangat pintar mencari jalan ke luar dalam menjalankan roda pemerintahan,” kata Yenifra.
Hal senada dikatakan Chairul Darwis. “Pak Zainal, orangnya sangat disiplin. Ia dikenal akrab dengan sejumlah staf. Sebagai seorang pemimpin, ia tegas. Namun, berhati lembut dan bisa menjadi guru yang baik bagi kami-kami. Satu hal lagi, Pak Zainal itu orangnya suka terus terang. Dalam bekerja di pemerintahan, jangan coba-coba membohongi Pak Zainal. Ia tahu, karena ia sangat menguasai seluruh permasalahan. Lha, ia mulai meniti karir dari bawah, ya pasti tahu dia dengan seluruh permasalahan birokrasi,” tutur Chairul.
Hal yang menjadi catatan penting yang perlu jadi perhatian kepala daerah, menurut Chairul, soal kepegawaian. Almarhum yang pernah menjadi Sekkab Agam itu, kata Chairul, sangat menghormati kaderisasi di pemerintahan. “Tidak ada pejabat struktural atau Kepala SKPD di pemprov ketika itu yang pangkatnya lebih rendah dari bawahan, seperti yang banyak terjadi saat ini di daerah-daerah,” ungkap Chairul yang semasa Zainal sempat menduduki jabatan kepala BKD, kepala Biro Pemerintahan, dan kepala Biro Otoda.
“Pak Zainal juga sering meminta nasihat dan masukan dari pamong senior, ulama dan tokoh adat serta wartawan dalam menjalankan roda pemerintahan. Kalau tidak beliau yang menghubungi, belum datang langsung ke seniornya dan kadang berkumpul. Dengan wakil gubernur, pak Fachri Ahmad, selama saya menjadi bawahan beliau tidak tampak ada perselisihan. Mereka akur-akur saja. Ini perlu jadi contoh,” kenang Chairul.
Wagub Sumbar Muslim Kasim punya kenangan tersendiri terhadap sosok almarhum. “Jasa Pak Zainal banyak sekali terhadap kemajuan Sumbar yang kita rasakan sekarang ini. BIM itu, beliau yang gagas. Begitu pula sejumlah jalan-jalan strategis, seperti Kelok Sembilan, Sicincin-Malalak. Di Pariaman, ia juga berjasa mempersiapkan kota administratif (kotif) menjadi kabupaten. Pak Zainal yang membawa saya pulang ke Pariaman. Waktu itu, saya menjadi kepala Bulog di Bali. Oleh Pak Zainal, saya diminta mengabdi di kampung halaman,” ulas Muslim.
Mantan Plt Bupati Solok Selatan Marzuki Oenmar menuturkan, figur Zainal Bakar pantas dijadikan suri teladan. Dalam kesehariannya, Marzuki menilai Zainal Bakar adalah sosok pimpinan yang tegas. Meski memiliki suara lantang, namun Zainal Bakar memiliki hati yang sangat baik. “Beliau orangnya tegas pada bawahannya. Walaupun kami dimarahi beliau, tapi kami merasa tidak dimarahi atasan. Melainkan, marah bapak terhadap seorang anak yang nakal. Sikap kepamongan beliau serta kebapakannya dalam memimpin, membuat saya tak bisa melupakannya,” ucapnya.
Bupati Tanahdatar M Shadiq Pasadigoe juga mengenal sosok Zainal Bakar sebagai figur tegas dan memiliki prinsip dalam memimpin. “Beliau adalah salah seseorang sahabat terbaik saya. Saya masih ingat tahun 2004 lalu, beliau mengangkat saya sebagai wakil kepala Dinas Peternakan Sumbar. Di mata saya, beliau adalah pemimpin yang memiliki prinsip sangat kuat dan patut dijadikan suri teladan,” ucapnya.
Sekko Bukittinggi Yuen Karnova punya pengamalan tersendiri terhadap Zainal Bakar. “Beliau banyak berjasa mengorbitkan saya, sehingga mencapai karir seperti sekarang,” ungkapnya. Perasaan serupa juga diakui Suardi, dosen Unand Padang, dan Rizaldi Algamar, kerabat almarhum. Zainal Bakar merupakan sosok pemimpin yang mampu mengayomi masyarakatnya.
Tokoh ulama Sumbar, Masoed Abidin juga menaruh respek dengan figur Zainal Bakar. “Meski orangnya punya prinsip yang keras, namun hatinya lembut untuk agama. Segala kegiatan dan program agama, ia sangat mendukung ketika itu. Ia juga dikenal dengan ulama. Karena itu, ia menjadikan tokoh ulama selaku staf ahli saat ia menjabat gubernur. Ia juga dikenal cepat mengambil keputusan. Punya dedikasi dan disiplin yang bagus. Patut untuk ditauladani,” tukas Masoed.
Tokoh pengusaha dari Piaman, Rani Ismail pun mengakui, Zainal adalah seorang figur yang tegas. “Ia mempunyai visi jauh ke depan. Bagaimana ia berpikir untuk memajukan daerah dan masyarakatnya. Selaku pendiri PKDP Sumbar, ia juga sangat care (peduli) dengan PKDP. Semua orang dirangkulnya,” tambah Rani.
Pujian juga dilontarkan Basril Basyar, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar. “Pak Zainal adalah salah seorang gubernur yang sangat dekat dengan para wartawan. Semua wartawan, sama di matanya. Bagi Pak Zainal, wartawan itu juga spionasenya. Setiap hari, ia minta sumbang pemikiran kepada wartawan. Ia juga pernah membantu PWI saat itu, membangun kantor. Perhatiannya sangat luar biasa,” ujar Basril Basyar.
Dari tokoh parpol, Ketua DPD I Partai Golkar Sumbar, Hendra Irwan Rahim juga mengaku kehilangan sosok Zainal Bakar. “Pak Zainal itu, dulunya ketua Penasihat Golkar Sumbar. Jasanya sungguh banyak membesarkan Partai Golkar ketika itu. Kami para junior, banyak blajar kepadanya,” pungkasnya.
Tepat pukul 13.10 WIB, jenazah Zainal Bakar langsung dibawa ke kampung halamannya di Tanahsirah, Nagari Pilubang, Kecamatan Sungailimau, Kabupaten Padangpariaman. Suasana duka juga terlihat ketika upacara pelepasan almarhum menuju ke peristirahatannya, di pandam pekuburan keluarga besar Rangkayo Ganto Suaro di Nagari Pilubang.
Rabu, 01 Agustus 2012
Mantan Gubernur Sumbar Zainal Bakar, Meninggal Dunia
sumber: padang ekspres