Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013
Headlines

Top Stories

Jumat, 08 Juli 2011

Nasib Korban Kebakaran Ganting

Berita: Sumatera Barat
Nasib Korban Kebakaran GantingGanting, Faceminang.com - Nasib Korban Kebakaran Ganting. Musibah kebakaran menyisakan cerita pilu bagi korbannya. Begitu juga yang dialami oleh korban kebakaran di Ganting Parak Gadang, kemarin (7/7). Sebagian besar rumah yang terbakar adalah rumah kontrakan.

Satu per satu warga meninggalkan lokasi kebakaran. Lima rumah yang sebagian dihuni para pedagang itu, mengundang simpatik warga sekitar. Mereka tidak sendirian, karena relawan dan pemuda setempat setia membantu warga di kala duka.

Di antara reruntuhan dan puing bangunan, melintas salah seorang korban kebakaran bernama Semi. Dia memandangi puing rumahnya yang masih berasap dengan tatapan kosong. Ibu berusia 57 tahun itu tinggal mengontrak di sana bersama anak, menantu dan dua cucunya. Sehari-hari dia berjualan gado-gado gendong.

Begitu juga dengan Sumarno, 35, anaknya. Kepada Padang Ekspres, dia menceritakan perasaiannya sambil menenteng kantong plastik berisi nasi dan minum yang disumbangkan orang.

Saat rumah mulai terbakar, Semi sedang bergolek-golek di rumahnya, untuk menghilangkan kepenatan sehabis memasak. Maklum, nanti sore dia harus kembali berjualan gado-gado di sekeliling kampung.

Tiba-tiba, dia mendengar hiruk pikuk dan orang-orang berteriak kebakaran. Begitu keluar rumah, ternyata asap sudah mengepul. Dengan sigap dia berlari masuk ke rumah mengambil uangnya di bawah kasur. Sayang, asap tebal mengepul di dalam kamar.


“Saya terobos asap karena ingin mengambil uang yang saya kumpulkan selama dua tahun. Tapi gagal karena api sudah membesar. Ketika saya coba menjangkaunya, tangan saya dijilat api,” ujar perempuan berkulit sawo matang ini.

Sekarang, harapan Semi untuk pulang kampung ke Solo pada 24 Juli mendatang bersama anak dan menantunya, kandas sudah. Uang senilai Rp 3,8 juta itu sudah jadi abu.

Setiap hari, dia berjualan pecal atau gado-gado gendong keliling kampung dengan penghasilan Rp 75-100 ribu per hari. Laba rata-rata hanya Rp35 ribu sehari. Itu pun harus dipakai untuk biaya makan, kontrak rumah, dan bayar listrik.

“Entah kapan lagi saya bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Entah kapan lagi saya bisa pulang kampung, saya rindu keluarga dan menahan belanja agar bisa pulang,” ujar perempuan bertubuh kecil itu terisak.

Anaknya Sumarno, 35, ketika kejadian sedang berada di Balaibaru. Sehari-hari dia berjualan gado-gado gerobak. Saat kejadian, dia diajak temannya bekerja bangunan di Balaibaru.

Dia dan ibunya mengaku tidak punya firasat buruk mengenai musibah itu. Namun, pemilik rumah Ima Arif, 72, mengaku dihantui perasaan tidak enak sejak seminggu belakangan. “Saya selalu lemas, perasaan tidak menentu. Saya jadi bertanya-tanya akan apa yang terjadi. Ternyata tadi saya dapat kabar kalau rumah pusako ini telah terbakar,” imbuhnya.

Lain lagi dengan Ade Yusra, 24. Karyawan bagian Pracetak Padang Ekspres ini, ketika itu sedang beristirahat di kamar karena sudah dua bulan terkena sakit tipus. Tiba-tiba dia melihat asap tebal masuk melalui ven tilasi kamarnya. Awalnya dia mengira orang membakar sampah.

Kemudian, dia mendengar hiruk pikuk di luar rumah. Itu pun dikira ada orang berkelahi. Namun, ketika orang meneriakkan api, dia pun terlonjak. Kini, Ade dan keluarganya tidak memiliki apa-apa, hanya jaket dan celana pendek yang melekat di badan ditambah sepeda motor yang berhasil diselamatkan. Walaupun begitu, BPKB motor ikut terbakar.

Orangtua Ade sehari-hari berjualan gado-gado di kawasan Pondok. Jangankan untuk modal berdagang, biaya makan keluarganya untuk ke depan, Ade belum bisa membayangkannya. Untuk sementara, keluarga Ade dan korban kebakaran lainnya disediakan tenda posko dari BPBD untuk tidur. padang ekspres