Padang, Faceminang.com - Delapan Korban Galodo Yang Hilang Selamat. Ribuan korban galodo di sepanjang aliran Batang Kuranji, mengalami krisis air bersih. Warga di 19 kelurahan kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan makan cuci kakus dan membersihkan rumah dari endapan Lumpur tebal.
Sementara enam warga Limaumanih dan dua nelayan Purus yang sebelumnya dilaporkan hilang, menurut
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, telah ditemukan dalam kondisi selamat. Namun, tidak dijelaskan siapa saja nama kedelapan orang itu dan bagaimana kondisinya saat ditemukan.
Sedangkan dua nelayan yang hilang, kedua perahunya berhasil merapat di pantai dekat kampus Universitas Bung Hatta (UBH) Ulakkarang.
Jumlah korban banjir bandang di pengungsian diperkirakan mencapai 1.200 jiwa yang dibagi di dua titik pengungsian, yaitu di Limaumanih Pauh dan Bandargadang Nanggalo. “Sebagian telah kembali ke rumahnya,” kata Sutopo.
Pantauan Padang Ekspres di Suraugadang, Gurunlaweh, Tabing Banda Gadang di Kecamatan Nanggalo, korban galodo mengeluhkan krisis air bersih menyusul matinya PDAM. Warga terlihat bergotong-royong mengeluarkan lumpur di dalam rumah dengan air seadanya.
Sarbaini, 75, warga RT II RW II Gurunlaweh, tak bisa berbuat banyak membersihkan lumpur dari rumahnya. Apalagi, sumurnya juga tertimbun lumpur. “Kami tak ada air, karena sumur kami tertimbun pak,” ujarnya.
Masyarakat Cupak Tangah, Kapalokoto, Batubusuk, Gunungnago dan Kotopanjang Limaumanis, juga mulai membersihkan rumah dan tempat usaha dari lumpur dengan air seadanya. Warga juga membersihkan material galodo di sepanjang jalan kampus Unand.
Sebagian besar areal pertanian di Limaumanih mengalami kerusakan. Humas PDAM Padang Suardi mengakui pasokan PDAM Padang bermasalah.
“Intake PDAM di Latung tidak dapat digunakan lagi karena telah bercampur lumpur. Ini berdampak pada konsumen PDAM wilayah utara dalam beberapa hari ke depan,” ujar Suardi.
Korban galodo juga membutuhkan bantuan alat berat, pakaian dan penerangan. Seperti di Kompleks Perumahan Griya Kubutama Mandiri di Gurunlaweh, sangat membutuhkan pakaian.
Ketua RT 03 RW 01, Yusuf mengatakan, ada sekitar 45 kepala keluarga yang membutuhkan bantuan pakaian, alat berat dan penerangan. “Kami tidak sempat menyelamatkan apa-apa. Hanya baju di badan yang sempat kami bawa,” ujarnya.
Infrastruktur Rusak
Galodo juga mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak. Jalan sebelum kampus Unand terban. Jembatan Kelawi Kotopanjang terbelah. Akibatnya, 30 KK di RT 7 RW 14 Kotopanjang terisolasi. Sebanyak 11 KK sudah dievakuasi ke Masjid Al Jadid, sedangkan sisanya masih bertahan di tempat tinggal mereka.
“Seumur hidup saya, belum pernah saya lihat air sebesar itu. Tinggi sekali. Saya langsung lari menyelamatkan anak dan cucu. Alhamdulillah, seluruh keluarga selamat,” kata Aminah, 60, warga Kotopanjang.
Camat Kuranji, Mursalim mengatakan tidak ada warganya yang menjadi korban jiwa. Sebagian besar areal pertanian rusak, di Kototingga, delapan ekor kambing hanyut, Lubuklintah tiga ekor kambing hanyut. Lalu, Koronggadang dua ekor sapi hanyut. Saluran irigasi Gunungnago sebelah kanan rusak.
Camat Pauh Jamrizal Taib mengatakan, infrastruktur yang rusak di daerahnya adalah jembatan Kotopanjang, jembatan Limaumanih, jembatan Coran Kotobaru 2 unit, jembatan Batubusuk rusak berat. Lalu, jembatan Gunungnago dan jembatan Rezeky Limaumanih. Selain itu, banjir bandang juga menyebabkan empat rumah rusak berat, dan 41 rusak sedang, serta 17 ekor sapi hanyut.
“Sebanyak 20 hektare sawah di Kotopanjang Limaumanih juga berubah menjadi batang air. Khusus Limaumanih Selatan, 6 rumah hanyut, 15 rusak berat dan 13 rusak sedang, irigasi Kotobaru hancur, irigasi Limaumanih sebelah kiri juga rusak. Akibatnya, sekitar 100 hektare areal pertanian dari Tanahsirah sampai Cengkeh tidak bisa diairi.
Danau Kering Jebol
Perkiraan sementara, galodo akibat jebolnya bukit Danau Karing, sekitar 10 km dari Limaumanih. Puluhan kubik air meluncur deras ke Batang Kuranji.
Ketua RT 02, RW 07 Kelurahan Limaumanih, Irwan, 45, mengatakan, bila dibandingkan kejadian tahun 1988, galodo sekarang paling parah. “Yang saya tahu, di atas Bukit Danau Kering memang terdapat kawah air sejak 1950 lalu. Mungkin jalur keluar air Danau Kariang itu tersumbat sehingga memicu banjir bandang,” ungkapnya.
2 Ribu Bibit Hanyut
Galodo juga menyebabkan 2 ribu bibit tanaman di dua kebun rakyat terseret. Sebanyak 79,6 hektare areal pertanian masyarakat di empat kecamatan, serta 390 ternak milik masyarakat hanyut terbawa air bah. “Ini baru data sementara,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan (Dispernakhutbun) Padang, Corri Saidan.
Banjir bandang juga menerjang Padangpariaman, seperti Jorong Gamaran, Korong Salibutan, Nagari Lubukalung. Dilaporkan satu mushala dan satu rumah penduduk milik Effendi, 46, di Jorong Gamaran, hanyut. Puluhan hektare lahan pertanian terendam. Dua ekor ternak hanyut.
Kepala BPBD Padangpariaman Zainir Koto Dt Rangkayo Mulie mengatakan, banjir Selasa malam itu, juga mengakibatkan satu baliho di BIM roboh.
Kamis, 26 Juli 2012
Ribuan Warga Krisis Air Bersih
sumber: padang ekspres