Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. - Rabu, 02 April 2025
Tour de Singkarak 2013

Wisata Sumatera Barat

28 May 2013

Keindahan Pulau Sikuai Padang

Keindahan sebuah pulau yang ada di selatan nagari minang, Pulau Sikuai gugusan pulau......

Berita Terkait:

Ekonomi Bisnis

29 Jul 2012

Cara "Gila" Tony Fernandes Sukseskan AirAsia

Kuala Lumpur, Faceminang.com - Dato' Anthony Francis Fernandes, atau Tony Fernandes......

Berita Terkait:

Top Stories

Rabu, 01 Agustus 2012

Mantan Gu­bernur Sumbar Zainal Bakar, Meninggal Dunia

Berita: Padang, Sumatera Barat
Mantan Gu­bernur Sumbar Zainal Bakar, Meninggal Dunia

Padang, Faceminang.com - Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Mantan Gu­bernur Sumbar 2000-2005, Zainal Bakar, 72, meng­hem­buskan napas terakhir di RSUP M Djamil, Selasa (31/7) se­kitar pukul 07.15 WIB. Pa­mong senior ini tak mampu me­lewati masa kritisnya sejak tiga hari belakangan, di ruang In­tensive Care Unit (ICU).

”Bapak sakit sudah 5 ta­hun, dan atas izin Allah tadi pagi (ke­ma­rin, red), bapak meng­hem­bus­kan napas ter­akhir.

Kami se­ke­luarga melepas Bapak de­ngan se­gala keikhlasan, dan mudah-mu­dahan Allah mem­berikan tem­pat terbaik di sisi-Nya,” ujar Is Prima Nanda, anak sulung al­marhum dengan tangis terisak.

Is Prima Nanda berharap se­lu­ruh masyarakat Sumbar me­maaf­kan kesalahan orang­tua­nya. “Jika selama hidupnya ba­pak memiliki kesalahan, kami mo­­hon maafkanlah kesalahan Ba­pak,” ucapnya.

Zainal dirawat di RSUP M Djamil selama 11 hari, sejak Ju­mat (20/7), karena penyakit str­o­ke yang telah diidapnya sejak ta­­hun 2006 lalu. Mantan pendiri Pe­r­­satuan Keluarga Daerah Pia­man (PKDP) Sumbar ini me­ning­galkan seorang istri dan tu­juh orang anak.

Suasana duka menyelimuti rumah duka di Jalan Kali Sedayu Pa­dangbaru Timur Padang. Isak ta­ngis keluarga dan kerabat, tum­pah saat jenazah pamong yang merintis karir dari penata mu­da III/a/F/II itu, akan dibe­rang­katkan untuk dise­mayam­kan di kantor Gubernur Sumbar.

Bangunan rumah berlantai II tersebut terasa begitu sesak, ka­rena banyaknya orang ingin me­lepas keberangkatan jenazah. Nya­ris seluruh anak, cucu dan sau­dara Zainal Bakar menangis te­risak. Rasa kehilangan juga di­rasakan karib kerabat serta man­tan anak buahnya saat men­jabat gubernur Sumbar.

Gubernur Sumbar Irwan Pra­yitno, Wakil Gubernur Muslim Kasim, Ketua DPRD Sumbar Yul­tekhnil beserta sejumlah ke­pala daerah, tokoh Sumbar dan pe­la­yat lainnya turut me­ngan­tar­kan jenazah untuk dilepas di kan­tor gubernur. Sebelumnya, je­nazah dishalatkan di Masjid Muh­sinin, Padangbaru.

Upacara pelepasan jenazah di kantor Gubernur, dipimpin Ir­wan Prayitno. Setelah itu, pe­layat be­­ramai-ramai konvoi me­ngan­tar­kan jenazah untuk dima­kam­kan di pandam pekuburan ke­luar­ga, di Sei Sirah Pilubang, Ke­ca­matan Sei Limau, Ka­bupaten Pa­dangpariaman.

Irwan Prayitno me­ngung­kap­kan, Sumbar ber­sedih kehi­la­ngan salah se­orang pa­mong se­nior. “Jarang PNS yang seperti Pak Zainal. Beliau meniti karir, mu­lai staf golongan III A hingga men­jadi gubernur. Karena me­niti karir dari bawah, beliau tahu se­gala macam persoalan peme­rin­tahan. Tidak hanya sebagai ata­san, beliau juga dikenal men­ja­di guru dan bapak yang baik,” tutur Irwan.

Zainal Bakar sendiri tak se­kali itu dirawat di RSUP M Dja­mil. Sebelumnya, mantan Wa­gub Sumbar pasangan Much­lis Ibra­him ini juga pernah dirawat di rumah sakit yang sama. Man­tan Bupati Padangpariaman ta­hun 1990 ini pun sebelumnya juga pernah dirawat di RS Singa­pura. Jumat (20/7/2012), kese­ha­tan mantan Sekwilda Sumbar ta­hun 1993 ini menurun hingga ha­rus dilarikan ke RSUP M Djamil.

Sejak kabar duka didapat pu­kul 07.15 WIB, setelah itu pe­layat si­lih berganti menjenguk ru­mah duka. Mulai dari kala­ngan PNS hing­ga sejumlah mitra kerja dari Bank Nagari, PT SP, pihak uni­ver­sitas, ormas, parpol, BUMD dan pegawai. Tak ketinggalan juga dari sastrawan, budayawan dan wartawan. Dari kepala dae­rah, tampak Wawako Padang Mah­­yeldi Ansharullah, Bupati dan Wabup Padangpariaman Ali Mukh­ni dan Damsuar, Wako Pa­riaman Mukhlis Rahman, Bu­pati Tanahdatar Shadiq Pasa­digoe.

Sejumlah pejabat di era Gu­bernur Zainal Bakar, seperti Ye­nifra (mantan Kepala Dis­penda), Chai­rul Darwis (man­tan Kepala BKD), Syofyan (mantan Kepala Biro Hukum) mengaku banyak pe­­­lajaran yang didapat dari figur Zai­nal Bakar. “Pak Zainal itu, orang­nya tak neko-neko. Kalau bi­­lang A, ya A. Dia itu orangnya ser­­ba tahu. Jika kita berbohong, pas­­ti ketahuan. Tak ada masalah yang tak terselesaikan oleh Pak Zai­­nal. Ia sangat pintar mencari ja­­lan ke luar dalam menjalankan ro­­da pemerintahan,” kata Ye­nifra.

Hal senada dikatakan Chai­rul Darwis. “Pak Zainal, orang­nya sangat disiplin. Ia dikenal akrab dengan sejumlah staf. Se­bagai seorang pemimpin, ia te­gas. Namun, berhati lembut dan bisa menjadi guru yang baik bagi kami-kami. Satu hal lagi, Pak Zainal itu orangnya suka terus te­rang. Da­lam bekerja di peme­rin­ta­han, jangan coba-coba mem­­bohongi Pak Zainal. Ia ta­hu, karena ia sa­ngat me­nguasai se­luruh per­masalahan. Lha, ia mu­lai meniti karir dari bawah, ya pasti tahu dia dengan seluruh permasalahan birokrasi,” tutur Chairul.

Hal yang menjadi catatan penting yang perlu jadi perhatian ke­pala daerah, menurut Chairul, soal kepegawaian. Almarhum yang pernah menjadi Sekkab Agam itu, kata Chairul, sangat meng­­hormati kaderisasi di pe­me­­rintahan. “Tidak ada peja­bat struk­­tural atau Kepala SKPD di pem­prov ketika itu yang pang­katnya lebih rendah dari bawahan, seperti yang ba­nyak terjadi saat ini di daerah-dae­rah,” ungkap Chai­rul yang se­masa Zainal sempat men­du­duki jabatan kepala BKD, kepala Biro Peme­rintahan, dan kepala Biro Otoda.

“Pak Zainal juga sering me­minta nasihat dan masukan dari pamong senior, ulama dan tokoh adat serta wartawan dalam men­ja­lankan roda peme­rintahan. Ka­lau tidak beliau yang meng­hu­bungi, belum datang lang­sung ke se­niornya dan ka­dang ber­kum­pul. Dengan wakil gu­ber­­nur, pak Fach­ri Ahmad, sela­ma saya men­jadi bawahan be­liau tidak tampak ada perse­lisihan. Mereka akur-akur saja. Ini perlu jadi contoh,” kenang Chairul.

Wagub Sumbar Muslim Ka­sim punya kenangan ters­en­diri ter­hadap sosok almarhum. “Jasa Pak Zainal banyak sekali ter­hadap kemajuan Sumbar yang kita rasakan sekarang ini. BIM itu, beliau yang gagas. Begitu pula sejumlah jalan-jalan strate­gis, seperti Kelok Sem­bilan, Si­cincin-Malalak. Di Pariaman, ia juga berjasa mempersiapkan kota administratif (kotif) men­ja­di kabu­paten. Pak Zainal yang mem­bawa saya pulang ke Paria­man. Waktu itu, saya menjadi ke­pala Bulog di Bali. Oleh Pak Zai­nal, saya di­minta mengabdi di kampung ha­laman,” ulas Mus­lim.

Mantan Plt Bupati Solok S­e­latan Marzuki Oenmar menu­tur­­kan, fi­gur Zainal Bakar pantas di­ja­di­kan suri teladan. Dalam ke­se­ha­rian­nya, Marzuki menilai Zainal Ba­­kar adalah sosok pim­pinan yang tegas. Meski me­miliki suara lantang, namun Zai­nal Ba­kar memiliki hati yang sa­ngat baik. “Beliau orangnya tegas pa­da bawahannya. Walaupun ka­mi dimarahi beliau, tapi kami me­­rasa tidak dimarahi atasan. Me­­lainkan, marah bapak ter­ha­dap seorang anak yang nakal. Si­kap kepamongan beliau serta ke­bapakannya dalam me­mimpin, mem­buat saya tak bisa me­lu­pakannya,” ucapnya.

Bupati Tanahdatar M Shadiq Pa­sadigoe juga mengenal sosok Zainal Bakar sebagai figur tegas dan memiliki prinsip dalam memimpin. “Beliau adalah salah seseorang sahabat terbaik saya. Saya masih ingat tahun 2004 la­lu, beliau mengangkat saya se­ba­gai wakil kepala Dinas Peter­na­kan Sumbar. Di mata saya, be­liau adalah pemimpin yang me­miliki prinsip sangat kuat dan pa­tut dijadikan suri teladan,” ucap­nya.

Sekko Bukittinggi Yuen Kar­nova punya pengamalan tersen­diri terhadap Zainal Ba­kar. “Be­liau banyak berjasa mengor­bit­kan saya, sehingga mencapai ka­rir seperti sekarang,” ung­kapnya. Pe­rasaan serupa juga diakui Sua­r­di, dosen Unand Padang, dan Rizaldi Algamar, kerabat al­mar­hum. Zainal Bakar meru­pa­kan sosok pemimpin yang mam­pu mengayomi masya­rakat­nya.

Tokoh ulama Sumbar, Ma­soed Abidin juga menaruh res­pek dengan figur Zainal Ba­kar. “Meski orangnya punya prinsip yang keras, namun hatinya lembut untuk agama. Segala kegiatan dan program agama, ia sangat mendukung ketika itu. Ia juga dikenal dengan ulama. Ka­rena itu, ia menjadikan tokoh ula­ma selaku staf ahli saat ia men­jabat gubernur. Ia juga di­kenal cepat mengambil kepu­tusan. Punya dedikasi dan di­siplin yang bagus. Patut untuk ditauladani,” tukas Masoed.

Tokoh pengusaha dari Pia­man, Rani Ismail pun me­ngakui, Zai­nal adalah seorang figur yang tegas. “Ia mempunyai visi jauh ke ­depan. Bagaimana ia berpikir un­tuk memajukan daerah dan mas­yarakatnya. Selaku pendiri PKDP Sum­bar, ia juga sangat care (pe­duli) dengan PKDP. Se­mua orang dirangkulnya,” tam­bah Rani.

Pujian juga dilontarkan Bas­ril Basyar, Ketua Persatuan War­tawan Indonesia (PWI) Sum­bar. “Pak Zainal adalah salah seorang gu­­bernur yang sangat dekat de­ngan para wartawan. Semua war­tawan, sama di matanya. Ba­gi Pak Zainal, wartawan itu juga spionasenya. Setiap hari, ia min­ta sumbang pemikiran ke­pada war­tawan. Ia juga per­nah mem­bantu PWI saat itu, membangun kantor. Perhatiannya sangat luar biasa,” ujar Basril Basyar.

Dari tokoh parpol, Ketua DPD I Partai Golkar Sumbar, Hen­d­ra Irwan Rahim juga me­nga­ku kehilangan sosok Zai­nal Bakar. “Pak Zainal itu, dulunya ke­tua Penasihat Golkar Sumbar. Ja­sanya sungguh banyak mem­besarkan Partai Golkar ketika itu. Kami para junior, banyak b­­lajar kepadanya,” pung­kasnya.

Tepat pukul 13.10 WIB, jena­zah Zainal Bakar langsung diba­wa ke kampung halaman­nya di Tanahsirah, Nagari Pilubang, Ke­camatan Sungailimau, Kabu­paten Padangpariaman. Suasa­na duka juga terlihat ketika upa­cara pelepasan almarhum me­nu­ju ke peristirahatannya, di pan­dam pekuburan keluarga be­sar Rang­kayo Ganto Suaro di Na­gari Pilu­bang.


sumber: padang ekspres