Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Selasa, 29 November 2011

Tebing Longsor, Sekeluarga Tertimbun

Berita: Sumatera Barat

Ilustrasi kejadian

Padangpariaman, Faceminang.com - Hujan lebat menguyur sejumlah daerah di Sumbar sehari kemarin (28/11), kembali memakan korban. Sebuah rumah yang dihuni enam orang anggota keluarga di jalan lingkar Lubukalung-Kotomambang, tepatnya di Gantiang, Korong Kotoburuak, tertimbun longsor sekitar pukul 05.20 WIB. Dua orang tewas, seorang lainnya kritis sehingga harus mendapat perawatan medis.

Korban tewas masing-masing Wati, 27, bersama anaknya Ani berusia, 3. Korban kritis bernama Pudin, 45. Sementara orangtua korban bernama Sariawan, 55, dan N Jali, 55, lolos dari maut bersama anak bungsunya, Cindi, 4. Ketiganya selamat setelah berhasil meloloskan dari diri timbunan longsor yang menimbun rumahnya.


Wati tewas di tempat akibat tertimbun longsoran tebing di belakang rumahnya. Sedangkan anaknya, Ani, tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah berhasil dievakuasi Tim SAR dari timbunan longsor.

Wakil Kapolres Padangpariaman Kompol Komaruddin SIK, yang langsung memimpin proses evakuasi kemarin, sempat mengalami kesulitan menjangkau lokasi longsor karena beratnya medan. Pasalnya, akses jalan menuju lokasi longsor masih dalam pengerjaan. Untuk mencapai lokasi longsor, kendaraan Tim SAR berkali-kali terperosok ke dalam kubangan lumpur.

Berkat kerja keras petugas, korban akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 07.00. ”Saat evakuasi, Wati ditemukan tewas di tempat, sementara Ani, meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit setelah berhasil dievakuasi dari timbunan longsor,” ungkap Wakapolres.

Melihat kondisi medan di sekitar lokasi longsor, menurut Wakapolres, sebenarnya masih ada beberapa lokasi lagi perlu diwaspadai. Tanah perbukitan di kawasan itu tampak labil setelah diguyur hujan lebat sejak sebulan lalu. Terlebih lagi, setelah berkali-kali diguncang gempa besar sejak 2005 lalu di Sumbar, tanah perbukitan di kawasan itu makin labil. ”Karena itu, masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan diminta lebih berhati-hati dan waspada,” kata Komaruddin mengingatkan.

Pantauan Padang Ekspres di lokasi kejadian, longsor dipicu hujan lebat menguyur Padangpariaman sejak Minggu sore (27/11), hingga pagi kemarin (28/11). Kondisi itu menyebabkan tanah tebing di pinggir jalan lingkar itu menjadi labil. Kondisi itu diperparah dengan tumbangnya pohon besar seperti kelapa dan durian di sekitar kediaman korban. Tak ayal, rumah korban rata dengan tanah.

Kepala Jorong Gantiang M Nasir kepada Padang Ekspres menuturkan, warga sudah berupaya memberi pertolongan begitu mendengar kabar tebing setinggi 10 meter di belakang rumah Wati longsor. Tidak lama berselang, petugas kepolisian bersama Tim SAR dari BNPB dan Satpol PP tiba di lokasi memberi pertolongan. Usai dievakuasi, korban tewas langsung dikebumikan di pandam pekuburan keluarga di Gantiang.

Keluarga korban, lanjut M Nasir, merupakan keluarga kurang mampu. Sehari-hari, keluarga Wati mengandalkan ekonominya dari bertani dan mencari kayu di ladang. Sekretaris BPBD Padangpariaman, Ali Mustafa dan Kepala Kantor Pol PP Padangpariaman Amiruddin terlibat langsung dalam proses evakuasi.

4 Kampung Terisolasi
Selain di Lubukalung, longsor juga terjadi di Solok Selatan (Solsel). Persisnya, di Pintikayu, Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD). Longsor menutup badan jalan, sehingga menyebabkan ribuan jiwa di empat kampung terisolasi.

Peristiwa tersebut terjadi Rabu sore (23/11) pukul 15.00 pekan lalu. Meski sudah hampir sepekan, material longsoran belum juga dibersihkan. Pantauan Padang Ekspres kemarin, longsoran menimbun jalan sepanjang 50 meter. Dua pohon besar juga terlihat roboh menimpa jalan. Kondisi itu mengancam keselamatan pengendara yang melintas di sana.

Aktivitas beberapa sekolah di Pintikayu sudah hampir seminggu, terhenti karena akses menuju sekolah terhenti. Ketiga sekolah itu SDN 13 Tanjung Nan Ampek, SMP 15 Solok Selatan, dan SD 19 Sapansalak.

”Umumnya, siswa dan guru-guru yang mengajar di tiga sekolah tersebut tinggal di luar Pintikayu. Sudah empat hari ini sekolah diliburkan karena jalan masih tertutup,” ungkap Sekretaris Nagari Pakan Rabaa Timur, Nasril, Senin (28/11).

Longsor juga menyebabkan putusnya akses menuju empat jorong. Jorong Kasiakputiah, Tanjuang Nan Ampek, Sapan Sungai Nan Duo, dan Sapansalak. Setelah lima hari longsor, Senin (28/11), barulah material longsor dapat disingkirkan dari jalan berkat inisiatif salah satu perusahaan yang beroperasi di Pintikayu.

Menurut Ris, 28, warga setempat, longsor nyaris menimbun satu keluarga yang kebetulan sedang melintas di kawasan itu. Hanya hitungan detik, ketika pohon akan tumbang, mereka selamat karena berhasil berlari lebih kencang. ”Masyarakat di sini berharap perhatian Pemkab mengatasi ini. Jalan yang rawan longsor itu adalah satu-satunya akses masyarakat. Untuk sekolah, dan kebutuhan ekonomi warga,” harap Nasril.

Nasril mengungkapkan, longsor telah tiga kali terjadi dalam dua pekan terakhir di lokasi yang sama. Namun karena terpencil, informasi tidak sampai ke Pemkab. Untunglah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa berulang kali menimpa warga Pintikayu. Hingga kini, masyarakat setempat selalu dihantui rasa takut, khawatir dan cemas. Sebab, bahu jalan yang dipagari oleh bukit dengan ketinggian sekitar 20 meter itu, masih berpotensi runtuh.

Dari hasil pengamatan pemerintahan nagari, bagian atas tebing terlihat tidak kokoh lagi. Hujan sebentar saja, besar kemungkinan akan runtuh lagi. Nasril sudah melaporkannya kepada Dinas Pekerjaan Umum Solsel. Namun, PU menyarankan agar persoalan ini dilaporkan ke BPBD. ”Besok (hari ini, red) saya akan ke Padangaro menyampaikan keluhan dan kekhawatiran masyarakat kami,” ujar Nasril. padang ekspres