Sawahlunto, Faceminang.com - Pemko Tekadkan Sapu Bersih Kemiskinan di Sawahlunto. Meski tercatat sebagai daerah dengan angka kemiskinan terendah di Indonesia setelah Bali, namun Pemko Sawahlunto dibawah kepemimpinan Amran Nur-Erizal Ridwan tidak serta merta merasa puas dengan pencapaian ini.
”Kami malu bila diakhir masa jabatan nanti, ada warga Sawahlunto yang masih miskin” tutur Amran Walikota yang harus mengakhiri kepemimpinannya tak kurang dari 20 bulan lagi.
Lebih lanjut Amran menjelaskan tugas Pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan untuk warganya dengan cara apapun. Karenanya sejak awal kepemimpinan Amran-Erizal langsung merealisasikan komitmennya dengan menggulirkan berbagai program pengentasan kemiskinan melalui bantuan usaha produktif. Namun tanpa ada motivasi dan kerja keras dari dalam diri warga untuk keluar dari kemiskinan, bantuan tersebut tidak akan efektif.
Bahkan setelah jajaran pemerintah terendah yaitu kepala desa dan lurah mengajukan berbagai program pengentasan kemiskinan dihadapan keduanya, Amran – Erizal tetap saja belum merasa puas dan bersikukuh turun ke masyarakat, bertatap muka secara langsung dengan warga miskin guna memotivasi dan menanyai masing-masing warga tentang potensi dan keinginan usaha.
”Sapu bersih kemiskinan dari kota Sawahlunto” tekad bulat Amran – Erizal. Karena tekad itulah seluruh KK miskin dikumpulkan dan diajak bertatap muka secara langsung berdialog mencari solusi yang bisa diberikan untuk mengeluarkan warga dari kemiskinan.
Untuk menumbuhkan motivasi usaha warga miskin, tatap muka yang berlangsung di empat kecamatan yaitu Gedung Olahraga Talawi (20/9), Kantor Camat Lembah Segar (21/9), Kantor Camat Barangin (22/9), dan Kantor Camat Silungkang (23/9) itu selain diikuti ratusan warga miskin juga menghadirkan motivator yaitu beberapa orang warga Sawahlunto yang telah berhasil keluar dari kemiskinan dan mampu hidup dari usaha yang dibangunnya.
Dalam tatap muka tersebut, Amran juga mengemukakan rencana penghapusan bantuan jatah beras miskin ataupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk keluarga miskin kota Sawahlunto mulai tahun 2012.
Sekilas pernyataan orang nomor satu di kota ini terdengar kejam. Tapi Amran punya alasan sendiri mengapa pernyataan ini ia lontarkan. ”Beras ataupun BLT yang merupakan bantuan konsumtif yang dijatahkan pemerintah pusat kepada keluarga miskin sesungguhnya tidak memberi dampak pada pengurangan kemiskinan.
Tetapi malah membuat masyarakat malas. Karena ada sebagian masyarakat yang mampu bekerja keras tetapi merendahkan dirinya dengan menyatakan miskin demi mendapatkan bantuan tersebut” papar Amran.
Ini saatnya pemerintah membantu mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan dengan cara yang lebih elegant yaitu menumbuhkan rasa malu mengaku miskin sehingga timbul keinginan mengeluarkan diri dari kemiskinan melalui kerja keras. Setelah ada pemikiran dan keinginan untuk berusaha inilah masyarakat diberikan bantuan yang sifatnya produktif untuk membantu tumbuhnya usaha-usaha micro.
Tatap muka dan dialog yang dipandu oleh masing-masing Camat disambut antusias oleh warga miskin yang hadir. Puluhan warga bergantian mengutarakan keinginan usahanya dihadapan Walikota dan Wakilnya, termasuk Maryunis (58) warga Sijantang yang harus menghidupi 3 orang cucu yang yatim dengan hanya mengandalkan coklat dari kebunnya yang gersang.
Nenek yang pernah berdagang kain ini kemudian dijanjikan bantuan bibit kakao untuk ditanam dikebunnya. Ketua BAZ Zohirin Sayuti yang turut hadir pada kesempatan itu juga menjanjikan bantuan modal dagang sebesar Rp 5 juta yang diambilkan dari dana BAZ kota.
”Kami malu bila diakhir masa jabatan nanti, ada warga Sawahlunto yang masih miskin” tutur Amran Walikota yang harus mengakhiri kepemimpinannya tak kurang dari 20 bulan lagi.
Lebih lanjut Amran menjelaskan tugas Pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan untuk warganya dengan cara apapun. Karenanya sejak awal kepemimpinan Amran-Erizal langsung merealisasikan komitmennya dengan menggulirkan berbagai program pengentasan kemiskinan melalui bantuan usaha produktif. Namun tanpa ada motivasi dan kerja keras dari dalam diri warga untuk keluar dari kemiskinan, bantuan tersebut tidak akan efektif.
Bahkan setelah jajaran pemerintah terendah yaitu kepala desa dan lurah mengajukan berbagai program pengentasan kemiskinan dihadapan keduanya, Amran – Erizal tetap saja belum merasa puas dan bersikukuh turun ke masyarakat, bertatap muka secara langsung dengan warga miskin guna memotivasi dan menanyai masing-masing warga tentang potensi dan keinginan usaha.
”Sapu bersih kemiskinan dari kota Sawahlunto” tekad bulat Amran – Erizal. Karena tekad itulah seluruh KK miskin dikumpulkan dan diajak bertatap muka secara langsung berdialog mencari solusi yang bisa diberikan untuk mengeluarkan warga dari kemiskinan.
Untuk menumbuhkan motivasi usaha warga miskin, tatap muka yang berlangsung di empat kecamatan yaitu Gedung Olahraga Talawi (20/9), Kantor Camat Lembah Segar (21/9), Kantor Camat Barangin (22/9), dan Kantor Camat Silungkang (23/9) itu selain diikuti ratusan warga miskin juga menghadirkan motivator yaitu beberapa orang warga Sawahlunto yang telah berhasil keluar dari kemiskinan dan mampu hidup dari usaha yang dibangunnya.
Dalam tatap muka tersebut, Amran juga mengemukakan rencana penghapusan bantuan jatah beras miskin ataupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk keluarga miskin kota Sawahlunto mulai tahun 2012.
Sekilas pernyataan orang nomor satu di kota ini terdengar kejam. Tapi Amran punya alasan sendiri mengapa pernyataan ini ia lontarkan. ”Beras ataupun BLT yang merupakan bantuan konsumtif yang dijatahkan pemerintah pusat kepada keluarga miskin sesungguhnya tidak memberi dampak pada pengurangan kemiskinan.
Tetapi malah membuat masyarakat malas. Karena ada sebagian masyarakat yang mampu bekerja keras tetapi merendahkan dirinya dengan menyatakan miskin demi mendapatkan bantuan tersebut” papar Amran.
Ini saatnya pemerintah membantu mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan dengan cara yang lebih elegant yaitu menumbuhkan rasa malu mengaku miskin sehingga timbul keinginan mengeluarkan diri dari kemiskinan melalui kerja keras. Setelah ada pemikiran dan keinginan untuk berusaha inilah masyarakat diberikan bantuan yang sifatnya produktif untuk membantu tumbuhnya usaha-usaha micro.
Tatap muka dan dialog yang dipandu oleh masing-masing Camat disambut antusias oleh warga miskin yang hadir. Puluhan warga bergantian mengutarakan keinginan usahanya dihadapan Walikota dan Wakilnya, termasuk Maryunis (58) warga Sijantang yang harus menghidupi 3 orang cucu yang yatim dengan hanya mengandalkan coklat dari kebunnya yang gersang.
Nenek yang pernah berdagang kain ini kemudian dijanjikan bantuan bibit kakao untuk ditanam dikebunnya. Ketua BAZ Zohirin Sayuti yang turut hadir pada kesempatan itu juga menjanjikan bantuan modal dagang sebesar Rp 5 juta yang diambilkan dari dana BAZ kota.