Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Kamis, 26 Juli 2012

Ribuan Warga Krisis Air Bersih

Berita: Padang, Sumatera Barat
Ribuan Warga Krisis Air Bersih

Padang, Faceminang.com - Delapan Korban Galodo Yang Hilang Selamat. Ribuan kor­­ban galodo di sepanjang ali­ran Batang Kuranji, me­ngala­mi krisis air bersih. Warga di 19 kelurahan kesulitan menda­pat­kan air bersih untuk kebu­tu­han makan cuci kakus dan mem­bersihkan rumah dari en­dapan Lumpur tebal.

Sementara enam warga Li­maumanih dan dua nelayan Pu­r­us yang sebelumnya dila­porkan hilang, menurut

Kepala Pusat Data Infor­masi dan Humas Badan Nasio­nal Penanggulangan Ben­cana (BNPB) Sutopo Purwo Nu­groho, telah ditemukan dalam kon­disi selamat. Namun, tidak di­jelaskan siapa saja nama kedelapan orang itu dan bagaimana kondisinya saat ditemukan.

Sedangkan dua nelayan yang hi­lang, kedua perahunya ber­ha­sil merapat di pantai dekat kam­pus Universitas Bung Hatta (UBH) Ulakkarang.

Jumlah korban banjir ban­dang di pengungsian diper­ki­rakan mencapai 1.200 jiwa yang dibagi di dua titik pengungsian, yaitu di Limaumanih Pauh dan Ban­dargadang Nanggalo. “Se­ba­gian telah kembali ke ru­mah­nya,” kata Sutopo.

Pantauan Padang Ekspres di Suraugadang, Gurunlaweh, Ta­bing Banda Gadang di Keca­ma­tan Nanggalo, korban galodo me­ngeluhkan krisis air bersih me­nyusul matinya PDAM. War­ga terlihat bergotong-royong mengeluarkan lumpur di dalam rumah dengan air seadanya.

Sarbaini, 75, warga RT II RW II Gurunlaweh, tak bisa berbuat ba­nyak membersihkan lumpur dari rumahnya. Apalagi, sumur­nya juga tertimbun lum­pur. “Kami tak ada air, karena sumur kami tertimbun pak,” ujarnya.

Masyarakat Cupak Tangah, Ka­­palokoto, Batubusuk, Gu­nung­­nago dan Kotopanjang Li­maumanis, juga mulai mem­bersihkan rumah dan tem­pat usa­ha dari lumpur dengan air se­ada­nya. Warga juga mem­ber­sih­kan material galodo di se­pan­jang jalan kampus Unand.

Sebagian besar areal per­tanian di Limaumanih menga­lami kerusakan. Humas PDAM Padang Suar­di mengakui pasokan PDAM Padang bermasalah.

“Intake PDAM di Latung ti­dak dapat digunakan lagi kare­na telah bercampur lumpur. Ini ber­dampak pada konsumen PDAM wilayah utara dalam be­berapa hari ke depan,” ujar Suar­di.

Korban galodo juga mem­bu­tuhkan bantuan alat berat, pa­kaian dan penerangan. Seper­ti di Kompleks Perumahan Griya Ku­butama Mandiri di Gu­runlaweh, sangat mem­butuhkan pakaian.

Ketua RT 03 RW 01, Yusuf me­ngatakan, ada sekitar 45 ke­pala keluarga yang mem­butuh­kan bantuan pa­kaian, alat berat dan penerangan. “Kami tidak sem­pat menyelamatkan apa-apa. Hanya baju di badan yang sem­pat kami bawa,” ujarnya.

Infrastruktur Rusak
Galodo juga mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak. Ja­lan sebelum kampus Unand ter­ban. Jembatan Kelawi Koto­pan­jang terbelah. Akibat­nya, 30 KK di RT 7 RW 14 Kotopanjang ter­isolasi. Sebanyak 11 KK sudah di­evakuasi ke Masjid Al Jadid, se­dangkan sisanya masih ber­tahan di tempat tinggal mereka.

“Seumur hidup saya, belum per­nah saya lihat air sebesar itu. Tinggi sekali. Saya langsung lari me­nyelamatkan anak dan cucu. Al­hamdulillah, seluruh keluarga se­lamat,” kata Aminah, 60, war­ga Kotopanjang.

Camat Kuranji, Mursalim me­ngatakan tidak ada warganya yang menjadi korban jiwa. Seba­gian besar areal pertanian rusak, di Kototingga, delapan ekor kam­bing hanyut, Lubuklintah tiga ekor kambing hanyut. Lalu, Ko­ronggadang dua ekor sapi ha­nyut. Saluran irigasi Gu­nung­nago sebelah kanan rusak.

Camat Pauh Jamrizal Taib me­ngatakan, infrastruktur yang ru­sak di daerahnya adalah jem­ba­tan Kotopanjang, jem­batan Li­maumanih, jem­batan Coran K­o­tobaru 2 unit, jembatan Batu­bu­suk rusak berat. Lalu, jem­b­a­tan Gunungnago dan jem­batan Rezeky Limaumanih. Selain itu, ban­jir bandang juga men­ye­babkan empat rumah rusak be­rat, dan 41 rusak sedang, serta 17 ekor sapi hanyut.

“Sebanyak 20 hektare sawah di Kotopanjang Limaumanih juga berubah menjadi batang air. Khusus Limaumanih Selatan, 6 ru­mah hanyut, 15 rusak berat dan 13 rusak sedang, irigasi Ko­tobaru hancur, irigasi Limau­manih sebelah kiri juga rusak. Akibatnya, sekitar 100 hektare areal pertanian dari Tanahsirah sampai Cengkeh tidak bisa diairi.

Danau Kering Jebol
Perkiraan sementara, galo­do akibat jebolnya bukit Danau Ka­ring, sekitar 10 km dari Li­mau­manih. Puluhan kubik air me­­luncur deras ke Batang Ku­ranji.

Ketua RT 02, RW 07 Kelura­han Limaumanih, Irwan, 45, me­ngatakan, bila diban­dingkan ke­jadian tahun 1988, galodo se­karang paling parah. “Yang saya tahu, di atas Bukit Danau Kering memang terdapat kawah air sejak 1950 lalu. Mungkin jalur keluar air Danau Kariang itu tersumbat sehingga memicu banjir bandang,” ungkapnya.

2 Ribu Bibit Hanyut
Galodo juga menyebabkan 2 ribu bibit tanaman di dua kebun rak­­yat terseret. Sebanyak 79,6 hek­­tare areal pertanian mas­ya­rakat di empat kecamatan, ser­ta 390 ternak milik masya­ra­kat hanyut terbawa air bah. “Ini baru data sementara,” ujar Ke­pala Di­nas Pertanian, Peter­nakan, Ke­hutanan dan Perkebunan (Dis­pernakhutbun) Padang, Corri Saidan.

Banjir bandang juga mener­jang Padangpariaman, seperti Jo­rong Gamaran, Korong Sali­butan, Nagari Lubukalung. Dila­porkan satu mushala dan satu ru­mah penduduk milik Effendi, 46, di Jorong Gamaran, hanyut. Puluhan hektare lahan pertanian terendam. Dua ekor ternak hanyut.

Kepala BPBD Padang­paria­man Zainir Koto Dt Rang­kayo Mulie mengatakan, banjir Selasa ma­lam itu, juga mengakibatkan satu baliho di BIM roboh.


sumber: padang ekspres