Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Selasa, 27 Desember 2011

Banjir dan Longsor Landa Dharmasraya

Berita: Sumatera Barat
Banjir dan Longsor Landa Dharmasraya

Dharmasraya, Faceminang.com - Sejumlah sungai di Dharmasraya meluap dan merendam ratusan rumah dan sawah di Pulaupunjung dan Timpeh, setelah diguyur hujan sejak dua hari terakhir. Bersamaan dengan itu, terjadi longsor di tiga lokasi hingga memacetkan jalan lintas Sumatera. Tidak ada korban jiwa dalam kedua musibah tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Suwandi memperkirakan 105 rumah terendam. Masing-masing terjadi di Nagari Gunungselasih 45 terendam, di Kampung Surau 55 rumah dan di Sungaibalit 15 rumah terendam.

Ketinggian air bervariasi antara dua hingga empat meter. Warga dievakuasi memakai perahu karet ke sekolah-sekolah dan rumah penduduk yang dinilai aman.

Pantauan Padang Ekspres, petugas BPBD tampak berusaha mengevakuasi warga yang terjebak banjir dengan memakai perahu karet. Namun, dapur umum yang diharapkan bisa meringankan derita korban banjir, ternyata belum dibangun. Baru ada bantuan tenda.

Di Kecamatan Timpeh, banjir melanda lima nagari. Tiga jembatan putus dan dua akses jalan masing-masing menuju Pulai dan Timpeh tidak bisa dilewati. Banjir di jalan raya mencapai dua meter. Masih untung ada jalan alternatif, sehingga daerah tersebut tidak terisolasi. Lokasi terparah di lima nagari tersebut adalah di SP VII yang merendam ratusan rumah dan ketinggian air mencapai empat meter.

Banjir juga melanda Nagari Taratak Tinggi, Jorong Marga Mulya. Ratusan sawah di sini terendam banjir dan terancam gagal panen. Sedangkan di Nagari Ranah Palabi, banjir merendam 10 unit rumah, dan di Nagari Tabek ratusan unit rumah terendam.

Sore kemarin, air sudah mulai surut. ”Namun sembilan personel BPBD dan satu unit perahu karet masih stand by di lokasi untuk antisipasi jika terjadi banjir susulan. Di Nagari Panyubarangan, evakuasi warga masih terus dilakukan. Sejauh ini, akses jalan tidak bisa ditembus melalui jalan darat karena sudah tertutup banjir, akhirnya terpaksa memakai perahu karet,” jelas Suwandi.

Tarno, 54, warga Timpeh, mengeluhkan lambannya bantuan konsumsi dari pemerintah daerah. ”Beras yang didistribusikan hanya sekitar 50 kg ditambah mi instan,” jelasnya.

Sementara longsor di KM 10, Pulaupunjung, sempat memacetkan Jalinsum pada Minggu (25/12) sekitar pukul 16.00 dan pukul 19.00 WIB. Dua alat berat dan dua truk dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi dan Dharmasraya dikerahkan membersihkan longsoran. Akses jalan dilakukan buka-tutup. Begitupun longsor di Sialang, petugas bekerja keras membersihkan jalan dari material longsor dari bukit. Hingga siang kemarin, petugas masih bekeja membersihkan material longsor.

Kelok Sembilan Longsor
Di Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluh Kota, hujan deras juga menimbulkan longsor menjelang Shalat Ashar, Senin (26/12). Sebuah truk terperosok ke bandar diterjang longsor. ”Dengan bantuan eskavator, truk tersebut berhasil ditarik dan dapat melanjutkan perjalanan,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional, Isman, kemarin.

Jalan nasional di KM 157 sampai 160 dan Kelok Sembilan memang rawan longsor, karena struktur tanahnya labil. Walaupun tidak hujan, kawasan itu tetap saja rawan longsor. ”Apalagi di musim hujan seperti sekarang, tanah bukit akan bergeser. Itu sebabnya, Dinas PU mempersiapkan alat berat berupa eskavator, loader dan dump truck bersama operatornya di Kelok Sembilan,” jelas Isman.

Sebelumnya, beredar kabar lima orang meninggal dan dua selamat akibat mobil masuk jurang di Kelok Sembilan. Setelah ditelusuri hingga pukul 21.30, Kasat Lantas Polres Limapuluh Kota, AKP Y Menrova menyebut informasi itu tidak benar.

Abrasi makin Parah
Di sisi lain, abrasi pantai di Pasirputih Kambang, Kecamatan Lengayang, Pessel semakin parah. Jumlah rumah hancur akibat abrasi menjadi 12 unit dan sekitar 28 unit rumah lagi terancam terban. Warga setempat bertambah khawatir karena gelombang laut mencapai 3 meter.

Ke-12 rumah hanyut itu milik Anwar, Syafrudin, M Fadli, Imar, Eni, Ita, Hadis, Mandaro, Ien, Ilem, Upik Igun dan rumah Noli. Erman Syawar, salah seorang tokoh masyarakat Pasirputih mengungkapkan, posko penanganan bencana belum juga didirikan di sekitar lokasi abrasi.

Selain rumah, ratusan hektare lahan tergerus air laut. Komandan Pusdalops Tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel Dahler mengatakan sudah mengerahkan bantuan berupa karung-karung berisi pasir. ”Itu upaya sementara meminimalisir dampak abrasi,” ujarnya.


sumber : (ita/ztl/mg15) padang ekspres