Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Selasa, 27 Desember 2011

Di Solok Harga Mita Melambung. Rp 7.000 Seliter

Berita: Sumatera Barat
Di Solok Harga Mita Melambung. Rp 7.000 Seliter

Solok, Faceminang.com - Harga minyak tanah (mita) di Kabupaten Solok menggila. Sejak sepekan terakhir, harganya menembus Rp 6.500 sampai Rp 7.000 seliter. Kondisi itu membuat masyarakat menengah ke bawah stres karena sulit mendapatkan mita.

Melambungnya harga mita hingga dua kali lipat itu, merata terjadi di seluruh nagari. Terutama di tingkat pengecer, harganya lebih menggila lagi. Sementara di pangkalan resmi, harganya juga tak menentu.

Kelangkaan mita disikapi pemilik pangkalan dengan membatasi pembelian oleh masyarakat. Berlarut-larutnya krisis mita ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan pendistribusian mita hingga pangkalan.

“Harga minyak tanah sekarang mahal, mencapai Rp 7.000 seliter. Itu pun untuk mendapatkannya mesti memesan jauh-jauh hari. Kalau tidak, bisa-bisa tak kebagian,” keluh Yeni, 45, ibu rumah tangga di Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung.

Ibu tiga anak ini terpaksa membeli mita dengan harga mahal di kedai dekat rumah lantaran enggan berebut di pangkalan. Dari informasi warga sekitar, mobil tangki mita kerap malam tiba di pangkalan. Sebelum mobil tiba, ribuan jeriken masyarakat telah stand by menyambut.

Kepala Dinas Pertambangan dan Perindustrian Kabupaten Solok, Indra Merdi yang dihubungi Padang Ekspres, kemarin (26/12), mengaku adanya kelangkaan mita tersebut. Hanya saja, Indra berdalih lonjakan harga mita tergantung daerah.

“Harga minyak tanah memang tidak sama di setiap daerah. Mohon masyarakat bersabar, Pemkab akan koordinasi dulu dengan Hiswana Migas,” ujarnya.

Percepat Konversi
Menanggapi lambannya instansi terkait mengatasi krisis mita, ekonom Unand, Fajri Muharja menegaskan, untuk meredam harga mita di pasaran diperlukan mekanisme pengawasan yang ketat. Pemerintah daerah harus lebih berperan melakukan pengawasan agar minyak sampai ke tangan masyarakat dengan harga terjangkau.

“Selain memperketat pengawasan, pemerintah dan Pertamina juga harus mempercepat konversi minyak tanah ke elpiji,” jelasnya.
Sementara itu, Humas Pertamina Sumbar, Suroto mengakui kelangkaan harga mita karena adanya permainan di tingkat agen dan pangkalan.

“Untuk Sumbar, kita sudah peruntukkan 570 KL dan Padang 172 KL. Saya rasa itu cukup. Malahan kalau disalurkan dengan baik, tidak ada permainan di sana, itu sudah banjir,” ujarnya.

Terhadap pangkalan dan agen yang menjual mita di atas HET (harga eceran tertinggi) akan diberikan sanksi. “Kita akan copot izinnya. Karena itu, masyarakat diminta untuk melaporkan ke Pertamina jika ada dugaan penyimpangan dalam penyalurannya,” ucapnya.

Namun untuk pengawasan di tingkat pengecer, Pertamina mengaku tidak punya kewenangan lagi. Itu sudah menjadi wewenang BPH Migas.


sumber : padang ekspres