Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Rabu, 28 Desember 2011

9 Kapal Karam, 5 Nelayan Hilang

Berita: Sumatera Barat
9 Kapal Karam, 5 Nelayan Hilang

Pariaman, Faceminang.com - Pantai barat Sumatera kembali menebar bencana. Cuaca ekstrem melanda perairan Sumbar kemarin pagi (27/12), mengakibatkan 1 kapal barang, 8 kapal nelayan, serta satu biduk karam dihantam ombak di perairan Pariaman, Padang dan Pesisir Selatan. Lima nelayan dikabarkan belum diketahui keberadaannya.

Sedangkan di Teluk Batuang, Kenagarian IV Koto Hilir, Kecamatan Batangkapas, abrasi pantai mengakibatkan empat unit rumah hancur, dan sekitar 42 unit rumah terancam hancur.

Nelayan hilang Budi, 36, Win, 30, masing-masing berangkat dengan kapal Robin Tundo. Lalu, Ramon, 34 dan Nia, 36, dengan satu kapal. Keempatnya warga Pariaman. Lalu Jimi, 30, warga Balaiselasa, Pessel. Sehari-hari mencari ikan dengan biduk di Pantai Sumedang, Kecamatan Ranahpesisir.

Adapun nelayan yang selamat David, 30, Sad, 20 dan Syaiful, 15, berada satu kapal. Penumpang kapal lainnya yang karam Zahirman, 55 dan Anjang, 45. Lalu Kiriang, 32, penumpang kapal lainnya. Keenam nelayan itu warga Pasirpauh, Pariaman.

Dua kapal lagi milik nelayan Pasirjambak, Kelurahan Pasie Nantigo, Kototangah, Padang. Sedangkan satu kapal barang yang juga terhempas ombak, kapal kargo dengan merek lambung MV Fokus Jakarta di perairan Bukit Lampu, Padang dari Surabaya ketika antre masuk Pelabuhan Teluk Bayur.

Informasi dihimpun Padang Ekspres, David cs dan Ramon cs melaut Selasa (27/12) dini hari. Begitu juga dua kapal nelayan Pasiepauh, Pariaman, Budi dan Win, juga berlayar Selasa dini hari, sekitar pukul 02.00.

Kasi Pengawasan dan Pengendalian Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pariaman, Zulbakri Bur menyebutkan, pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pencarian terhadap keempat nelayan yang hilang di daerahnya menggunakan speed boat milik DKP dan speed fiber milik BPBD. Pencarian difokuskan menelusuri sejumlah pulau terdekat untuk mencek keberadaan nelayan tersebut. Beberapa nelayan juga berupaya melakukan pencarian dengan kapal payang.

Informasi dari nelayan sekitar, saat badai diperkirakan kapal nahas itu berada di balik pulau kosong atau sekitar 300 mill dari pantai. Awalnya keenam kapal yang digulung ombak itu sempat hilang. Mujur, tiga kapal yang masing-masing dinakhodai David cs, Kiriang dan Zahirman-Anjang berhasil diselamatkan warga. Khusus David cs, kapalnya merapat di Padang sekitar pukul 18.00.

Kapal pertama yang diselamatkan warga bersama petugas DKP dan BPBD adalah milik Zahirman dan Anjang. Keduanya diselamatkan setelah tiga jam terapung di atas kapal yang mulai karam sekitar 30 mill dari pantai. ”Saat itu saya baru saja menebar jaring.

Tiba-tiba, datang badai hebat menghantam. Kapal langsung mati mesin dan posisi kapal membentang. Saya berusaha minta tolong. Namun karena badai, nelayan di tepi pantai sulit menolong. Syukurlah badai reda dan saya berhasil selamat,” ujar Zahirman sambil menunjukkan bekas luka di tubuhnya.

Meski sudah delapan tahun melaut, menurut Zahirman, baru kali ini kapalnya karam dan nyaris merenggut nyawa. Walaupun begitu, bapak tiga anak ini mengaku tidak takut kembali melaut. ”Kalau tidak melaut, berarti anak dan istri tidak makan,” imbuhnya.

Sedangkan Jimi, 30, nelayan asal Balaiselasa, Pessel, yang melaut di perairan Pantai Sumedang, Kecamatan Ranahpesisir, hingga tadi malam belum diketahui keberadaannya. masih Jimi berangkat pagi hari menggunakan sampan.”Kita masih ragu apa benar korban hilang terseret ombak atau terdampar di pulau,” ujar Camat Ranahpesisir, Nuzirwan ketika dihubungi Padang Ekspres tadi malam.

Danton Pusdaop Tim SAR BPBD Pessel Dahler juga sudah mendapat laporan ada seorang nelayan hilang di laut. Dahler mengaku kesulitan melakukan pencarian akibat tingginya gelombang laut dan badai.

Terapung-apung di Laut
Nasib nahas juga dirasakan dua kapal nelayan Pasirjambak. Akibat dihantam ombak, tiga nelayan terkatung-katung selama dua jam di tengah laut. Mereka adalah Mukhlis, 21, Masrul, 35, dan Duan, 40. Ombak membalikkan kapal mereka sekitar pukul 07.30, ketika sedang menebar jaring. Mereka diselamatkan kapal bagan yang kebetulan lewat. ”Bagan itu membawa mereka ke Pulau Sawo, pulau terdekat berjarak kira-kira 1 km dari pesisir Pasiejambak,” ujar Yanto, 40, nelayan lainnya.

Menurut Zahara, 31, kakak Mukhlis, adiknya melaut sekitar pukul 04.30. ”Angin kencang membuat cadiak (penyeimbang, red) kapal patah hingga kapal karam. Mereka baru bisa dibawa ke darat setelah beberapa nelayan menjemput korban ke Pulau Sawo, sekitar pukul 12.30. Kondisi ketiga nelayan benar-benar lemas,” ujar Zahara.

Begitu juga Duan, 40, nelayan Pasirjambak, sempat terkatung-katung di tengah laut akibat kapalnya terbalik. ”Saya juga sempat terapung dan kapal saya terbalik. Saya melihat gelombang naik, dan menghempas kapal. Saya juga diselamatkan kapal bagan,” ujarnya.

Sementara di perairan Bukit Lampu, kapal kargo dari Surabaya, MV Fokus Jakarta, yang hendak bersandar ke Pelabuhan Teluk Bayur, terhempas ke karang Bukit Lampu. Menurut Kepala Marine Region I Teluk Kabung, Nasri AD, kapal terhempas akibat badai dan angin kencang, serta mengalami kebocoran lambung.

Sebanyak 24 awak kapal sempat cemas. Mereka kemudian dievakuasi kapal Tugbut Mediline Sky Pertamina. ”Waktu itu, awak kapal panik dan mereka meminta bantuan ke Pelindo. Tapi, Pelindo terlambat datang,” ujar Nasri. Kapal itu tenggelam di tengah laut sekitar pukul 18.00 WIB.

Empat Rumah Terban
Tingginya gelombang laut di Teluk Batuang, Kenagarian IV Koto Hilir, Kecamatan Batangkapas, Pessel, menyebabkan 4 rumah hancur. Sekitar 42 rumah lagi di kawasan itu terancam ambruk diiterjang abrasi. Camat Batangkapas, Darmadi mengatakan sudah mengungsikan warga ke tempat lebih tinggi. ”Abrasi pantai ini sudah terjadi sejak 3 tahun lalu. Namun, sekarang yang terparah,” jelasnya.

Sebelumnya, kejadian serupa terjadi di Pasirputih, Lengayang. Sebanyak tuga rumah terban dan puluhan lainnya terancam. Kepala BPBD Pesisel Nasharyadi mengungkapkan, karugian abrasi pantai di dua daerah ini mencapai ratusan juta. ”Pemerintah akan mengantisipasi abrasi pantai ini,”ujarnya.

Angin kencang juga menyebabkan aliran listrik di Padang putus akibat ditimpa pohon tumbang di Jalan Perintis Kemerdekaan. Menurut Asmentek PLN Cabang Padang, Joni Putra, angin kencang juga membuat kabel beradu dan mengakibatkan listrik mati. Di kawasan Lubukbuaya sekitarnya, listrik juga mati sekitar pukul 07.45-08.15. Begitu juga di kawasan Fider Kuranji dan Anduring, Kotolalang.

Kepala BMKG Maritim Teluk Bayur Amarizal mengatakan, cuaca sekarang ini tidak baik untuk berlayar. Ini disebabkan awan Cumulonimbus yang membawa hujan, banyak terkumpul.

”Ada angin naik turun dalam awan. Jika anginnya turun, hujan dan badai akan turun, dan sebaliknya,” tukas Amarizal. Perubahan cuaca cerah menjadi hujan lebat adalah tanda-tanda bahwa cuaca ekstrem masih mengintai Sumbar. ”Sampai akhir Desember ini, Padang akan dilanda hujan dan badai, nelayan diminta untuk tidak melaut dulu,” imbuhnya.


sumber : padang ekspres