Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Rabu, 06 Juli 2011

Ratapan Pedagang Pasar Raya

Berita: Sumatera Barat
Ratapan Pedagang Pasar RayaPadang, Faceminang.com - Ratapan Pedagang Pasar Raya. Tolong Pikirkan Nasib Kami. Rosma dan Eliana hanya bisa menangis, saat mengetahui rencana Pemko Padang menenderkan bangunan Pasar Inpres II, tempatnya selama ini mencari nafkah. Baginya, kebijakan tersebut sama halnya “menggusur” warga dari mata pencariannya.

Kedua pedagang itu pusing tujuh keliling memikirkan tempat berjualan setelah kios darurat dibongkar. Apalagi, “penggusuran” itu dilakukan bersamaan dengan tahun ajaran baru. Momen di mana kebutuhan keluarga meningkat untuk membiayai sekolah anak.

Upaya Rosma dan Eliana bersama pedagang lainnya, sudah capek bermohon pada “sang pelayan dan pengayom” agar membatalkan pembongkaran kios darurat, sebelum ada kejelasan kios di lantai I Pasar Inpres I. Sayang, jeritan itu tak didengar.

Wanita berkulit hitam manis itu hanya duduk terpaku di salah satu tiang di DPRD Padang. Berulangkali ia mengusap air mata yang mengalir dari kedua matanya, sembari memandangi kerumunan pedagang dan aliansi mahasiswa yang berjuang untuk menghentikan rencana pemerintah meruntuhkan bangunan Pasar Inpres II, III dan IV.

Berulang kali tangannya yang keriput menghapus bulir bening putih tersebut, namun tetap saja bulir putih itu keluar dari sudut matanya. “Amak Rosma. Amak tak terima dengan rencana pemerintah meruntuhkan bangunan Pasar Inpres II.

Kalau bangunan Inpres II itu diruntuhkan, ke mana lagi tempat Amak mencari nafkah. Saat ini saja, kios Mak di Inpres I tak jelas ujung pangkalnya. Sekarang, tempat bagi Mak mencari nafkah lainnya juga akan diruntuhkan,” ucapnya sembari mengusap air mata.

Wanita berumur 55 tahun itu, menuturkan, sejak tahun 1967, dirinya telah berjualan di Pasar Raya. Untuk mendapatkan satu petak kios dan los di Pasar Raya tidaklah mudah. Ia harus meminjam ke bank dan berhemat.

”Saya dapatkan kios itu dengan titik peluh. Jangan seenaknya saja ingin menghancurkan tempat kami berjualan sebelum ada kepastian tempat yang baru. Masih ada tiga anak saya yang memerlukan biaya untuk pendidikan. Kalau jadi diruntuhkan, ke mana saya mencari nafkah,” ucapnya.

Warga Belimbing itu berharap sebelum mengambil kebijakan, Pemko terlebih dahulu membicarakannya dengan pedagang. “Jika diruntuhkan, bagaimana dengan hak kami yang selama ini telah kami pegang,” ucapnya.

Anak sulung Rosma sekarang baru masuk perguruan tinggi, anak keduanya masuk SMA, dan anak bungsunya baru mendaftarkan diri ke SLTP. “Barang-barang saya di kios darurat juga banyak yang hilang dan rusak akibat pembongkaran paksa,” katanya.

Begitu juga Eliana, mempertanyakan status kartu kuningnya jika bangunan Pasar Inpres II diruntuhkan. “Saya tak punya tempat mencari nafkah lagi. Saya dapatkan kios itu bukannya gratis, tapi saya beli seharga 100 emas di tahun 1980,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Eli menyayangkan kebijakan Pemko melakukan pelelangan tanpa berdialog dengan pedagang. “Jika ingin meruntuhkan bangunan Inpres II, III dan IV, sebaiknya dimusyawarahkan dulu dengan kami, bagaimana baiknya,” ujarnya.

Rosma dan Eliana berharap betul pada Pemko, konsisten dengan jangan yang diucapkan. “Tolong pikirkan nasib kami,” pinta Rosma.

Kepala Dinas Pasar Asnel menuturkan, pembongkaran kios darurat dan peruntuhan bangunan Pasar Inpres II, III dan IV sudah melalui prosedur. Peruntuhan bangunan Inpres II, III dan IV dilakukan karena bangunan itu sudah tak layak ditempati. “Jika pedagang tak mau pindah, otomatis pembangunan Pasar Inpres II, III dan IV tak dapat dilanjutkan. Makanya, agar dana bantuan pusat itu tidak kembali ke pusat, pembangunan Pasar Inpres II, III dan IV harus segera dilaksanakan,” ulasnya.

Bagi pedagang Pasar Inpres II, III dan IV, Pemko telah menyiapkan bangunan kios darurat di depan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol, depan Matahari Store dan balai kota.

“Sedangkan pedagang kios darurat yang kiosnya dibongkar, bisa menempati lantai III Pasar Inpres sembari menunggu bangunan lantai I disiapkan. Untuk pembangunan kios dilantai I, Pemko telah mengajukan anggaran sebesar Rp 7,8 miliar. Terkait persoalan harga, juga telah didiskon dan kredit murah,” paparnya. padang ekspres