Satu Petani Tewas Disambar Petir.
Mentawai, Faceminang.com - Gempa kuat dan dangkal beruntun mengguncang Kepulauan Mentawai, tadi malam (22/11). Gempa itu membuat ratusan masyarakat Bumi Sikerei panik, dan berhamburan ke luar rumah. Meski diguyur hujan, angin kencang dan sambaran petir, masyarakat tetap bertahan di luar rumah. Khawatir datang gempa susulan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumbar Taufik Gunawan yang dihubungi Padang Ekspres menyebutkan, gempa pertama berkekuatan 5,1 skala Richter (SR) terjadi pukul 23.45 WIB, dengan kedalaman 8 km di 40 km barat daya Sipora.
Sembilan menit kemudian atau pukul 23.54, gempa lebih besar berkekuatan 5,3 SR kembali mengguncang dengan kedalaman 16 km, berjarak 1 km barat daya dari pusat gempa sebelumnya.
Iswanto, 30, warga KM 3 Tuapejat, ketika dihubungi Padang Ekspres sesaat setelah gempa mengungkapkan, masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. ”Guncangannya cukup keras di sini,” ungkap Iswanto.
Saat itu, sebagian besar warga telah tidur karena sejak petang diguyur hujan disertai petir. Begitu gempa, warga Mentawai yang belum hilang dari trauma gempa dan tsunami 25 Oktober 2010 lalu, spontan keluar rumah di tengah guyuran hujan deras.
”Hujan deras dan petir, namun warga tetap ke luar. Untung saja listrik dan sinyal HP tidak mati. Kalau sempat mati, mungkin kami akan tambah panik,” ujarnya di balik gagang telepon genggam.
Meskipun begitu, pengamatan Iswanto, tidak terlihat warga yang sampai mengungsi ke perbukitan. ”Cuma karena waswas terjadi gempa susulan, warga sampai sekarang masih banyak duduk di luar rumah,” kata Iswanto pukul 01.00, dini hari tadi.
Staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Mentawai Hery Robertus melalui Radio Sasaraina mengimbau warga tidak panik, tapi tetap mewaspadai gempa susulan. Dia juga mengimbau warga kembali ke dalam rumah karena cuaca buruk.
Getaran gempa juga terasa di Padang dan daerah pesisir pantai lainnya di Sumbar. Namun begitu, getaran hanya dirasakan di bangunan bertingkat. Bukan saja Tuapejat, cuaca ekstrem juga melanda Padang dari siang hingga dini hari tadi. Hujan badai disertai petir itu, menimbulkan korban jiwa. Seorang warga di Gunungsangku, Sungaisapih, Kecamatan Kuranji, tersambar petir.
Korban bernama Basyir, 55. Petani itu disambar petir sekitar pukul 17.00, ketika sedang membajak sawah. Bapak 11 anak itu, tewas mengenaskan. ”Jenazah korban (tadi malam, red) telah disemayamkan di rumah duka,” kata Kapolsek Kototangah Kompol Junaldi Thaher. padang ekspres