
Walikota Sawahlunto Amran Nur, mengemukakan, Hasil pendataan BPS tahun 2009, kota Sawahlunto no,2 terendah angka kemiskinannya di Indonesia, setelah kota Denpasar Bali dengan prosentase 2,20 %, sementara kota wisata tambang Sawahlunto diurutan kedua , 2,42 %.
Walikota Sawahlunto Amran Nur mengakui penurunan angka kemiskinan di kota berpenduduk 56 ribu jiwa itu berkurang sejak digulirkannya pogram ekonomi kerayatan dan kepariwisataan.
Lima tahun kebelakang, tepatnya tahun 2006 lalu, program ekonomi kerayatan seperti tanaman coklat masyarakat sebagian besar telah ber-produksi. Begitu juga bidang kepariwisataan, kunjungan wisatawan ke Sawahlunto meningkat signifikan,
“ Jika tahun 2004 lalu, kunjunan wisatawan ke Sawahlunto hanya, 14 ribu/tahun, namun pada tahun 2006 tersebut, sarana (obyek) wisata Waterboom satu-satunya permandian keluarga yang ada di Sumatera Barat mendapat kunjungan cukup banyak, dari berbagai daerah, tidak hanya Sumbar, bahkan propinsi terdekat seperti, Riau dan Jambi berwisata ke Sawahlunto,” ujar Walikota Sawahlunto Amran Nur pada koran ini, di Balai kota, kemaren(4/7).
Tahun 2003 lalu diakui Amran Nur, angka kemiskinan di kota tambang itu cukup banyak mencapai 3290, KK. Ekonomi sangat sulit kaarena tambaang terbuka, PT BA, berhenti berpoduksi. Imbasnya, nilai pertumbuhan ekonomi Sawahlunto negatif pada priode 2003 itu, malahan aktifitas ekonomi hampir seluruh sektor, seperti, perdagangan-industri-ukm pariwisata maupun jasa lainnya tidak bergerak. Kota Sawahlunto saat itu bagaikankota mati,” tandas putra terbaik nagari Talawi yang menjadi orang nomor satu 2 priode itu.
Amran Nur, mengakui, saat itu, pemerintah kota, diakuinya tidak siap, menghadapi kondisi tidak menguntungkan itu, sebagian masyarakat Sawahlunto memang menggantungkan kehidupannya dari mutiara hitam(batubara) tersebut, Namun walikota berlatar belakang pengusaha ini, tidak kehilangan akal dan berpikir cepat dan praktis.
Program yang dikucurkan yang erat kaitannya dengan masyarakat, yaitu program ekonomi kerayatan sektor pertanian-perkebunan-ukm serta pariwisata. Teryata program yang digagas, berhasil.“ Hanya dalam waktu 2,5 tahun, tanaman coklat masyarakat mulai berproduksi. Begitu juga program kepariwistaan, seperti, Waterboom, ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah, sekitar 3000 pengunjung/hari yang datang untuk mandi di- waterboom yang baru pertama kali ada di Sumbar ini,” tandas Amran.
Dari hasil pendataan BPS, tahun 2009 itu, juga mengungkapkan in-come per-kapita kota Sawahlunto juga meningkat yan mencapai Rp.18,6 juta/tahunnya. Di tahun 2013, saya berharap income perkapita warga Sawahlunto bisa meningkat lagi menjadi Rp25 juta/tahunnya.imbuhnya.
Tingkat keberhasilan kota Sawahlunto dalam menekan angka kemiskinan, juga dibarengi dengan kinerja pemerintahannya yang dinilai berhasil oleh, kementerian departemen dalam negeri, dimana kota Sawahlunto masuk rangking 6 tingkat nasional pada bulan lalu. padang-today