Kenaikan Harga Transportasi Dongkrak Inflasi Desember 2011

Jakarta, Faceminang.com - Kenaikan harga transportasi menghantui inflasi bulan Desember 2011 ini. Namun, inflasi akhir tahun 2011 ini diprediksikan masih cukup rendah jika dibandingkan pada Desember 2010 lalu.

Deputi Bidang Statistik, Jasa, dan Distribusi BPS, Djamal mengungkapkan selama bulan Desember ini, terdapat gejala kenaikan harga makanan pokok, seperti beras yang kenaikan harganya hampir 2 persen per minggu ketiga Desember.

"Desember minggu ketiga, harga beras sudah mengalami kenaikan dibandingkan November, naik hampir 2 persen, 1,84 persen untuk beras yang murah, 1,6 persen untuk beras umum yang banyak dimakan masyarakat, daging sapi naik 1,5 persen, daging ayam 3 persen, cabai merah 9 persen, cabai rawit 14 persen," ujarnya kepada detikFinance, Minggu (25/12/2011).

Djamal menjelaskan memang terdapat tren kenaikan harga beras pada bulan Desember. Hal tersebut disebabkan pada terakhir ini, biasanya Indonesia mengalami musim paceklik.

"Panen itu 60 persen di Februari-Maret, kemudian sisanya di sekitar Mei-Agustus. Kalau bulan Desember ini memang stok di pasar memang berkurang, tapi bukan stok Bulog ya, stok di pasar," tegasnya.

Selain itu, lanjut Djamal, terdapat pula kenaikan harga biaya transportasi di mana hampir semua sarana transportasi menggunakan batas atas dalam penjualan tiketnya menjelang libur panjang akhir tahun.

"Yang kemungkinan naik, biaya transportasi kan tidak ada diskon lagi, pesawat pun menggunakan batas atas harganya, ini yang biasanya menjadi penyebab inflasi bulan Desember ini," jelasnya.

Melihat perkembangan harga sepanjang tahun ini, Djamal menilai tekanan inflasi tahun ini tidak terlalu jika dibandingkan tahun lalu. Begitu pun dengan tekanan pada bulan Desember ini.

"Desember tahun 2010 inflasi 0,92 persen, sementara hingga akhir tahun 6,96 persen pada tahun 2010. Kalau kita lihat, dalam menyediakan pangan pemerintah sudah cukup bagus. Inflasi 2011 dari Januari sampai November baru 3,2 persen, itu 11 bulan, kalau Desember ini 1 persen saja. masih 4,2-4,3 persen," tandasnya.

sumber : (nia/dru) detik