Faceminang.com
pencarian di faceminang.com
Portal berita online terkini dari Padang, Sumatera Barat. -
Tour de Singkarak 2013

Top Stories

Jumat, 29 Juli 2011

Pembunuh Mahasiswi Divonis Mati

Berita: Sumatera Barat
Pembunuh Mahasiswi Divonis MatiPadang, Faceminang.com - Pembunuh Mahasiswi Divonis Mati. Putusan sidang pembunuhan mahasiswi Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Gunungpangilun, Padang, Siska dengan terdakwa Ade Saputra alias Ucok, 26, kembali ricuh. Sebagian keluarga korban, orangtua dan saudaranya tetap saja tidak puas dengan vonis mati majelis hakim.

Keluarga korban menyatakan baru puas jika terpidana sudah dieksekusi. Putusan yang dijatuhkan hakim, sama dengan tuntutan yang disampaikan jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang sebelumnya, hukuman mati. Sidang yang dimulai sekitar pukul 09.11 itu, mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian.

Bahkan, kekuatan pengamanan kali ini lebih besar dari pengamanan pada sidang-sidang sebelumnya.

Aparat kepolisian mengerahkan 275 personel gabungan dari Polresta Padang, Polsek Padang Barat, dan Brimob Polda Sumbar. Pengamanan juga dilengkapi peralatan antihuru hara, seperti mobil barakuda dan water cannon. Sejumlah polisi juga dilengkapi senjata laras panjang, dan gas air mata.

Pengerahan kekuatan besar itu, menurut Kabag Ops Polresta Padang, Kompol Ari Yuswan TR yang memimpin pengamanan dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti aksi anarkis dari massa keluarga korban.

Sehari sebelumnya, informasi dari intel, massa semakin besar menyaksikan vonis tersebut. Alasan itu yang membuat kepolisian mengambil langkah antisipasi dengan cara menurunkan personel dalam jumlah besar.

“Ini sudah sesuai SOP (standard operating procedure),” aku Ari Yuswan kepada Padang Ekspres.

Dalam personel itu, tambah Ari Yuswan, juga disiapkan tim G-Bom dari Brimobda yang bertugas mensterilkan lokasi melalui pemeriksaan setiap pengunjung menggunakan metal detektor saat pengunjung memasuki pintu utama PN Padang. Kemudian juga ada unit escape yang bertugas khusus melakukan pengawalan bagi terdakwa dan majelis hakim saat memasuki ruang sidang dan keluar lagi dari ruang sidang.

“Ini sengaja disiapkan karena yang diburu biasanya terdakwa. Jadi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tim tersebut sengaja disiapkan,” kata Ari Yuswan.

Pantauan Padang Ekspres, terdakwa sudah sejak pagi atau tepatnya sebelum pukul 08.00, sudah berada di PN Padang dalam kawalan polisi dan pihak LP. Saat itu, belum satu pun kelurga korban yang terlihat di PN Padang. Sedangkan aparat keamanan tampak siaga “mengepung” kawasan PN, mulai dari areal parkir, hingga bagian dalam gedung. Di depan areal parkir terlihat sudah berdiri satu unit mobil water cannon.

Di pintu-pintu masuk ke PN terutama di pintu utama. Sementara itu, di bagian dalam gedung atau di sekitaran lokasi ruang sidang, terlihat berjaga-jaga dua unit mobil. Satunya mobil barracuda. Mobil lain yang terparkir, rencananya digunakan untuk mengangkut kembali terdakwa ke LP Muaro Padang.

Ingin Bukti
Sekitar pukul 08.30, barulah satu per satu keluarga korban mendatangi PN. Suasana ketika itu sempat mencekam. Polisi mengawal pintu samping kanan dan kiri. Setiap pengunjung harus melalui pemeriksaan aparat menggunakan metal detektor. Setiap pengunjung termasuk keluarga korban, dan juga wartawan diperiksa termasuk barang-barang yang dibawa.

Marlina, etek korban, menyayangkan sikap pengamanan yang dilakukan polisi. Dia merasa diperlakukan seperti teroris mengingat ketatnya pemeriksaan yang dilakukan aparat. Mereka terus mengoceh dengan perlakuan pemeriksaan aparat tersebut.

Sebelum sampai ke materi putusan, majelis hakim yang diketuai Muchtar Agus Cholif beranggotakan Fitrizal Yanto dan Yose Rizal membacakan seluruh putusan itu satu per satu. Dalam putusannya, terdakwa dinilai telah terbukti bersalah dan melanggar Pasal 340, Pasal 286 dan Pasal 362 KUHP tentang pembunuhan dan pemerkosaan. Ucok dalam pembelaan sebelumnya hanya meminta keringanan hukuman tanpa menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada keluarga korban.

Putusan yang dibacakan hakim, Ucok divonis hukuman mati. Usai membacakan putusan pada terdakwa, keluarga korban menyambut gembira. Ditandai riuh pengunjung dibarengi tepuk tangan pengunjung yang memadati ruang sidang, menggambarkan perasaan senangnya atas putusan yang dibacakan hakim.

“Kami berterima kasih kepada para majelis hakim dan JPU yang telah menuntut dan memutuskan hukuman yang seadil-adilnya terhadap kasus ini,” kata mamak korban, Syafrudin.

Sedangkan terdakwa ucok mengatakan akan pikir-pikir dulu untuk melakukan banding ke Pengadilan Tinggi saat diminta jawabannya oleh majelis hakim terhadap putusan yang dibacakan. Kendati beberapa pihak senang dengan putusan tersebut, tidak demikian dengan keluarga korban.

Marlina puas dengan putusan jika eksekusi mati itu dilihat sendiri oleh pihak keluar. “Kami ingin lihat buktinya,” katanya.

Coba Serang Aparat
Keluarga korban yang lain tetap menunjukkan ketidakpuasan. Bahkan, ketika Ucok akan digiring ke dalam mobil dari dalam ruang sidang, sebagian keluarga korban kembali memburu Ucok dan mencoba melampiaskan emosinya walau dijaga ketat aparat kepolisian.

Keluarga korban juga terlihat melempari mobil polisi yang sudah membawa Ucok meninggalkan PN Padang. Saat itu emosi keluarga korban mulai tak terkendali. Bahkan Ilun, orangtua korban, sempat kejang-kejang karena tak kuasa menahan emosinya. Gawatnya lagi, keluarga korban yang laki-laki mencoba menyerang polisi, karena merasa telah dipukul dan ditendang polisi ketika hendak memasukkan Ucok ke mobil tahanan.

Kericuhan itu membuat pengunjung cemas. Meski mobil yang membawa terdakwa telah berlalu, massa masih bertahan di areal parkir depan gedung PN Padang. Di sana keluarga korban masih terus melampiaskan emosi. Lagi-lagi polisi menjadi sasaran umpatan kata-kata kotor dari keluarga korban yang terlihat tak sanggup menahan emosinya. Beberapa dari anggota kepolisian dan keluarga korban juga terlihat berupaya melerai dan mendinginkan situasi.

Setelah suasana tenang, polisi baru membubarkan diri sekitar pukul 10.23. Begitu juga dengan keluarga korban yang satu-per satu terlihat membubarkan diri. Keramaian tersebut sempat mengundang perhatian pengendara yang melintas di depan PN Padang. padang ekspres