London, Faceminang.com - Pemerintah Inggris membantah kabar bahwa negara mereka tengah mengalami perpecahan dengan sesama anggota Uni Eropa terkait penanganan krisis utang di kelompok negara pengguna euro (Eurozone). London pun meluruskan kabar atas sikapnya yang Jumat lalu mem-veto perubahan perjanjian Uni Eropa, yang ingin menerapkan kontrol yang ketat atas anggaran nasional negara anggota.
Penjelasan itu diutarakan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, hari ini. Dalam pernyataan tertulis yang dikirim ke VIVAnews, Canning merasa perlu meluruskan posisi Inggris terkait hasil pertemuan Dewan Eropa di Brussels, Belgia, pada 8-9 Desember 2011.
"Inggris adalah bagian dari Uni Eropa seperti Kamis lalu. Inggris akan terus berkomitmen terhadap Uni Eropa. Inggris akan terus menjadi penggerak utama dalam memperdalam pasar tunggal, memberikan pengaruh dalam pembangunan Uni Eropa dan berkomitmen untuk Eropa yang lebih fleksible dan dinamis," kata Canning.
Menurut kantor berita Reuters, David Cameron sebagai perdana menteri Inggris Kamis pekan lalu mengatakan bahwa dia tidak akan ragu untuk memveto (blokir) semua kesepakatan di Uni Eropa dalam mengatasi krisis utang di kelompok pengguna euro (eurozone) bila tidak melindungi kepentingan Inggris, yang tidak masuk dalam eurozone.
Bagi Inggris, kontrol yang ketat dari Uni Eropa atas anggaran para anggota bisa merugikan London, sebagai salah satu pusat keuangan dunia. Cameron pun benar-benar memveto keputusan Uni Eropa soal kontrol anggaran pada pertemuan di Brussels pekan lalu.
Langkah itu membuat Cameron menjadi terkucilkan dari sesama pemimpin Uni Eropa. Bahkan, dalam suatu kesempatan dalam pertemuan pekan lalu, Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, tampak tidak mau meladeni Cameron yang ingin bersalaman. Maka timbul keraguan, seperti yang diberitakan media massa internasional, apakah Inggris akan tetap menjadi anggota Uni Eropa .
Dubes Canning merasa perlu meluruskan kabar atas perkembangan itu. Menurut dia, Inggris tidak semerta-merta ikut dalam perbincangan penting di Uni Eropa ini hanya untuk mencari perlakuan spesial maupun, seperti yang telah dilansir oleh beberapa pihak, merencanakan sebuah veto.
"Inggris tidak mencari perlakuan khusus untuk Kota London. Inggris, secara sederhana dan logika hanya berusaha menjamin kondisi di lapangan agar dapat ditangani dengan baik supaya minat di luar Eurozone dapat lebih terjaga," kata Canning.
Namun, Inggris kecewa bahwa sesama pemimpin Uni Eropa tidak bisa memberi jaminan bahwa kepentingan Inggris tidak dirugikan dalam penyelesaian krisis. "Kekecewaan kami adalah perlindungan semacam tersebut tidak dapat diberikan. Hal itu jelas lebih baik, oleh karena itu bagi negara-negara yang menjadi bagian dari Eurozone harus membuat pengaturannya secara terpisah," kata Canning.
Perdana Menteri David Cameron, menurut Dubes Canning, berulang kali menegaskan perlunya mencari sebuah solusi bagi permasalahan yang menimpa Eurozone - walau Inggris bukan termasuk anggota kelompok itu - dan komitmen London untuk memainkan peran yang konstruktif dalam proses tersebut.
"Inggris sejauh ini merupakan negara yang mampu menarik investasi ke dalam negeri terbesar di Uni Eropa, dan tentu saja bagi investor asing Inggris adalah gerbang bagi pasar Uni Eropa yang besar," kata Canning.
Kota London merupakan pusat jasa pelayanan keuangan terkemuka di dunia dan pasar keuangan tunggal internasional yang sangat penting. Inggris menawarkan konsentrasi modal dan kemampuan yang tidak tertandingi, dan didukung oleh lingkungan hukum dan peraturan yang efektif, adil, dan tepat. vivanews