Sawahlunto, Faceminang.com - Peringatan HUT ke-123 Kota Sawahlunto dimeriahkan berbagai kegiatan seni dan budaya bertajuk Sawahlunto Multicultural Festival. Kegiatan tersebut sekaligus untuk mendukung visi kota arang ini sebagai kota wisata tambang dan budaya.
Rangkaian kegiatan dimulai pada 24 November hingga 11 Desember mendatang. Beberapa kegiatan yang akan menyedot banyak perhatian masyarakat dari luar kota Sawahlunto, antara lain, pasar malam di lapangan Silo dari 26 November hingga 5 Desember nanti. Kemudian, Sawahlunto Ekspo di GPK, pentas seni multicultural etnik, pertunjukan wayang semalam suntuk dari Museum Wayang Indonesia.
Selanjutnya, pada 1 Desember diadakan makan bajamba yang dimeriahkan pertunjukan barongsai dan tabuik, serta malam pesta rakyat. Prosesi makan bajamba di Sawahlunto ini memiliki keunikan tersendiri. Suasana multietnik begitu terasa dalam acara yang pernah meraih rekor MURI tahun 2006 ini. Mulai dari aneka menu makanan yang dibuat dan dibawa masyarakat menurut tradisi etnik masing-masing, hingga pakaian adat yang mereka kenakan saat makan bajamba tersebut. Hal ini juga menunjukkan betapa multietnik di Sawahlunto bisa hidup berdampingan dengan aman dan nyaman.
”Prosesi ini dihadiri lebih dari 15 ribu masyarakat, wisatawan dan tamu-tamu dari luar daerah serta mancanegara. Kita memindahkan makan siang masyarakat pada hari itu ke lapangan dalam bentuk makan bajamba, atau makan bersama-sama. Di sini Pemko hanya menyediakan tenda, sementara tikar dan makanan serta perlengkapan lainnya dibawa masyarakat. Di sini peran serta masyarakat dalam memeriahkan HUT Kota Sawahlunto bisa terlihat nyata,” kata Wali Kota Sawahlunto, Amran Nur didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sawahlunto, Medi Iswandi, dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media cetak, online, dan elektronik di Best Western Premiere Basko Hotel Padang, kemarin (22/11).
Iven yang tak kalah menariknya adalah Sawahlunto Internasional Music Festival (Simfes) 2011. Pertunjukan musik etnik dari berbagai Negara ini sudah 2 kali dihelat di Sawahlunto. Kali ini akan diikuti musisi-musisi dari 7 negara dan 5 benua, yaitu, Martha Toledo (Meksiko), Jitae Erick Chung (Korea Selatan), Remi Decker (Belgia), Uzbegim Yoshlari (Uzbekhistan), Kerece Fotso (Kamerun), Cristopher Basile (Australia), dan Lou Chou Yun (Taiwan). Sementara itu dari dalam negeri, Gaung Perca, Gambang Longseetong, Sandi Suara, Kota Arang Perkusi, dan M Halim.
Selain iven kesenian, juga diadakan jelajah wisata melalui Kota Tua Adventure Trail. Menggunakan motor trail melewati lintasan pegunungan yang ada di kota Sawahlunto selama 2 hari. ”Sudah ada 400 peserta yang mendaftar hingga sekarang,” kata Amran Nur.
Iven lainnya, tablig akbar dan zikir bersama yang dipandu ustad Jefri Al Bukhori (UJ). Serta, pacu kuda Sawahlunto Derby 2011 yang disponsori Bank Nagari, dengan hadiah terbesar dan diikuti oleh kuda-kuda terbaik se-Indonesia.
Sektor pariwisata merupakan andalan Sawahlunto setelah pertambangan dan perkebunan. Di sektor yang kembangkan secara serius oleh pemerintah kota ini dihasilkan pendapatan asli daerah (PAD) lebih dari Rp6 miliar. Di samping itu juga memberi andil dalam penurunan angka kemiskinan di sana. Sehingga angka kemiskinan di Sawahlunto hanya 2,42 persen, atau terendah kedua di Indonesia. Untuk mengembangkan pariwisata tersebut, berbagai promosi telah dilakukan, seperti menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia melalui program travel holiday.
Berbeda dengan daerah lain yang fokus menggaet wisatawan mancanegara, Kota Sawahlunto justru berusaha menggaet wisatawan nusantara, kecuali Malaysia dan Singapura. Sebab, dalam perhitungannya, yang banyak berbelanja dan membeli oleh-oleh itu adalah wisatawan nusantara. Dengan begitu, uang yang masuk ke kantong masyarakat lebih banyak ketimbang wisatawan mancanegara.
Hanya saja, selama ini belum ada daerah lain di Sumbar yang mau bersinergi dengan Sawahlunto dalam mengembangkan pariwisata. Bahkan, pemerintah kota Sawahlunto telah mengirimkan surat kepada seluruh kepala daerah, untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata dalam paket-paket wisata tertentu. Namun, dikatakan Amran Nur, tidak satu pun bupati/ wali kota yang membalas surat tersebut, jangankan menolaknya. Begitu juga dengan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar sebagai koordinator, yang dilihatnya belum jelas dan belum berfungsi sebagaimana mestinya.
Selain itu, transportasi dari Padang ke Sawahlunto melalui Sitinjau Laut masih menjadi kendala pengembangan pariwisata. Diakui Amran Nur, waktu tempuh kendala terbesar bagi masyarakat Sumbar sekarang.
Untuk itu, pembangunan jalur shortcut kereta api pengangkut batu bara segera direalisasikan. Makanya, Pemko sangat merespons rencana Pemprov Sumbar bersama PT KAI yang akan mengaktifkan kembali jalur kereta api Muara Kalaban hingga ke Teluk Bayur, Padang. Hanya saja, kata Amran, harus dikelola dengan sistem manajerial profesional. Dengan melakukan kajian terhadap manajemen operasionalnya. padang-today