Solok, Faceminang.com - Yoserizal, Ketua Partai Nasdem Angkat Bicara. Pantun berbalas. Setelah Ketua DPD Golkar Sumbar, Hendra Irwan Rahim menilai mantan Ketua Partai Golkar Kota Solok, Yoserizal yang pindah ke Partai Nasdem Kota Solok pengecut, kini giliran Yoserizal angkat berbicara.
Yoserizal menyayangkan tudingan tersebut terlontar dari pucuk pimpinan partai besar yang berkedudukan di propinsi.
Menurutnya, kata-kata tersebut tidak santun untuk partai sebesar Partai Golkar yang sangat menjunjungtinggi etika. Apalagi, tudingan dilontarkan dalam acara internal Partai Golkar yaitu diklat karakterdes. “Kita tidak pernah menyerang dan menjelek-jelekan pengurus sekaligus kelembagaan Partai Golkar. Hendra Irwan Rahim sebelum ini sebetulnya teman dekat saya di organisasi Partai Golkar. Makanya, kita tak habis pikir apa yang mendasari lontaran perkataannya itu. Kita menduga dia menerima bisikan masukan yang salah,” ujar Yoserizal sangat kecewa dan sedih.
Yoserizal menilai ironis ketika tudingan di lontarkan pada acara tersebut. Karena, ketika itu justeru ada anak kemenakan, adik kakak, teman, orang tua yang juga pengurus Partai Golkar yangikut acara. Seharusnya, hemat dia, lebih baik Hendra merangkul dirinya untuk berbicara dari hati ke hati. Sehingga, substansi materi yang sesungguhnya menjadi jelas.
“Kenapa kita tidak didekati saja berbicara dari hati ke hati. Mungkin cara ini bisa mendudukan substansi yang sebenarnya”, sambungnya. Dituturkannya, dirinya telah membuka diri dan menanti rangkulan Ketua/pengurus Partai Golkar Kota Solok yang terpilih saat ini ketika dirinya kalah dalam pemilihan untuk menjadi Ketua Partai Golkar Kota Solok beberapa waktu lalu. Setidaknya, sesuai dengan struktur yang tersedia dan kebiasaan/tradisi partai, dia bisa berada pada Dewan Penasehat (Wanhat). Namun langkah ini tidak dilakukan alias dirinya “diterlantarkan”. Karena tak dirangkul dalam kepengurusan, Yoserizal mengaku langsung melapor ke pengurus DPD Partai Golkar Sumbar.
“Kita sudah telpon Hendra Irwan Rahim dan Johardi Das alias Ujang Lubuk Agung. Tapi hanya janji-janji untuk mendudukan saya di kepengurusan DPD Golkar Sumbar. Menurut mereka saat itu, masih ada struktur kepengurusan yang lowong. Termasuk, ada anggota pengurus yang akhirnya memilih di kepengurusan daerah”, bukanya apa adanya.
Yoserizal yang kini menjadi Ketua Partai Nasdem Kota Solokbenar-benar tidak bisa menerima terlontarnya tudingan demikian. Alasannya, dia, orang tua dan keluarga besarnya tumbuh besar dan berkembang bersama Golkar selama ini. Artinya, mereka sekeluarga punya andil atas perkembangan/kemajuan Golkar Kota Solok saat ini.
“Tapi kita tidak ingin meminta Hendra Irawan Rahim menarik ucapannya dan memohon maaf. Biarlah masyarakat Kota Solok yang menilai”, ikhlasnya paserah. Menanggapi hal itu, sesepuh Partai Golkar Kota Solok, Sahar, BS yang hadir pada acara Diklat Karakterdes tersebut juga menilai tidak tepat dan tidak pada tempatnya Ketua Golkar Sumbar Hendra Irawan Rahim melontarkan tudingannya kepada Yoserizal. Menurutnya, Hendra seharusnya menerapkan bilik ketek dan bilik umum. Dan pilihan politik seseorang, ditegaskannya, merupakan hak azasi dan hak demokrasimasing-masing orang.
“Ditudingan pengecut, juga tidak tepat dan mendasar. Pengecut itu kan sama dengan penakut. Kan tidak mungkinlah Yoserizal pengecut kalau ternyata dia saat ini menjadi Ketua Partai Nasdem”, tandas Sahar. bakin news
Yoserizal menyayangkan tudingan tersebut terlontar dari pucuk pimpinan partai besar yang berkedudukan di propinsi.
Menurutnya, kata-kata tersebut tidak santun untuk partai sebesar Partai Golkar yang sangat menjunjungtinggi etika. Apalagi, tudingan dilontarkan dalam acara internal Partai Golkar yaitu diklat karakterdes. “Kita tidak pernah menyerang dan menjelek-jelekan pengurus sekaligus kelembagaan Partai Golkar. Hendra Irwan Rahim sebelum ini sebetulnya teman dekat saya di organisasi Partai Golkar. Makanya, kita tak habis pikir apa yang mendasari lontaran perkataannya itu. Kita menduga dia menerima bisikan masukan yang salah,” ujar Yoserizal sangat kecewa dan sedih.
Yoserizal menilai ironis ketika tudingan di lontarkan pada acara tersebut. Karena, ketika itu justeru ada anak kemenakan, adik kakak, teman, orang tua yang juga pengurus Partai Golkar yangikut acara. Seharusnya, hemat dia, lebih baik Hendra merangkul dirinya untuk berbicara dari hati ke hati. Sehingga, substansi materi yang sesungguhnya menjadi jelas.
“Kenapa kita tidak didekati saja berbicara dari hati ke hati. Mungkin cara ini bisa mendudukan substansi yang sebenarnya”, sambungnya. Dituturkannya, dirinya telah membuka diri dan menanti rangkulan Ketua/pengurus Partai Golkar Kota Solok yang terpilih saat ini ketika dirinya kalah dalam pemilihan untuk menjadi Ketua Partai Golkar Kota Solok beberapa waktu lalu. Setidaknya, sesuai dengan struktur yang tersedia dan kebiasaan/tradisi partai, dia bisa berada pada Dewan Penasehat (Wanhat). Namun langkah ini tidak dilakukan alias dirinya “diterlantarkan”. Karena tak dirangkul dalam kepengurusan, Yoserizal mengaku langsung melapor ke pengurus DPD Partai Golkar Sumbar.
“Kita sudah telpon Hendra Irwan Rahim dan Johardi Das alias Ujang Lubuk Agung. Tapi hanya janji-janji untuk mendudukan saya di kepengurusan DPD Golkar Sumbar. Menurut mereka saat itu, masih ada struktur kepengurusan yang lowong. Termasuk, ada anggota pengurus yang akhirnya memilih di kepengurusan daerah”, bukanya apa adanya.
Yoserizal yang kini menjadi Ketua Partai Nasdem Kota Solokbenar-benar tidak bisa menerima terlontarnya tudingan demikian. Alasannya, dia, orang tua dan keluarga besarnya tumbuh besar dan berkembang bersama Golkar selama ini. Artinya, mereka sekeluarga punya andil atas perkembangan/kemajuan Golkar Kota Solok saat ini.
“Tapi kita tidak ingin meminta Hendra Irawan Rahim menarik ucapannya dan memohon maaf. Biarlah masyarakat Kota Solok yang menilai”, ikhlasnya paserah. Menanggapi hal itu, sesepuh Partai Golkar Kota Solok, Sahar, BS yang hadir pada acara Diklat Karakterdes tersebut juga menilai tidak tepat dan tidak pada tempatnya Ketua Golkar Sumbar Hendra Irawan Rahim melontarkan tudingannya kepada Yoserizal. Menurutnya, Hendra seharusnya menerapkan bilik ketek dan bilik umum. Dan pilihan politik seseorang, ditegaskannya, merupakan hak azasi dan hak demokrasimasing-masing orang.
“Ditudingan pengecut, juga tidak tepat dan mendasar. Pengecut itu kan sama dengan penakut. Kan tidak mungkinlah Yoserizal pengecut kalau ternyata dia saat ini menjadi Ketua Partai Nasdem”, tandas Sahar. bakin news